Gorontalo – Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Gorontalo menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, dengan beberapa pelaku usaha berhasil mengangkat potensi lokal menjadi produk unggulan yang diminati di pasar domestik hingga internasional.
TIAR Handycraft, misalnya, sukses memadukan keindahan Karawo, kain sulam khas Gorontalo, dengan teknik ecoprint, menciptakan produk fesyen yang unik dan ramah lingkungan. Isnawati Mohamad, pemilik TIAR Handycraft, mengungkapkan bahwa awalnya ia fokus pada pengolahan eceng gondok dari Danau Limboto. Namun, pandemi dan keterbatasan tenaga kerja mendorongnya untuk berinovasi dengan Karawo.

"Saya beralih ke fesyen dengan konsep hijau, menggabungkan ecoprint dan Karawo agar produk lebih unik," ujarnya.
Selain melestarikan budaya lokal, Isnawati juga aktif melibatkan generasi muda dalam pelatihan Karawo dan memberdayakan sekitar 100 perajin perempuan di berbagai wilayah Gorontalo. Ia juga berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan dengan menggunakan bahan katun ramah lingkungan dan tengah mempersiapkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan dukungan Bank Indonesia.
Dukungan dari Bank Indonesia, termasuk kesempatan mengikuti pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI), telah membuka wawasan Isnawati tentang tren fesyen terkini dan meningkatkan omzetnya secara signifikan. Pada KKI 2025, TIAR Handycraft berhasil mencatatkan penjualan hingga Rp 150 juta dalam empat hari.
Selain sektor wastra, potensi perikanan tuna di Gorontalo juga berhasil diolah menjadi produk bernilai tinggi oleh Bilal Mekar Snack. Risna Tamrin Hasan, pemilik usaha ini, menyulap tuna menjadi berbagai produk olahan seperti abon, sambal, dan camilan khas.
Risna memulai usahanya dengan menjual jajanan basah dan kue kering, namun setelah mengalami beberapa kali kegagalan, ia memutuskan untuk fokus pada potensi lokal. "Saya memilih fokus ke olahan ikan, seperti panada tore, abon ikan tuna, hingga sambal ikan," katanya.
Dengan dukungan Bank Indonesia melalui program Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia, Risna berhasil meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan pasar hingga ke luar negeri. Pada tahun 2024, abon tuna Bilal Mekar Snack terpilih menjadi camilan tamu VVIP di Hotel Raffles, Dubai. Bahkan, saat ini produknya tengah dalam proses ekspor ke Singapura setelah melakukan business matching yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Bambang Satya Permana, menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap sekitar 118 UMKM di Gorontalo untuk mewujudkan UMKM Go Digital, Go Export, dan Hijau. Bank Indonesia juga mendorong digitalisasi sistem pembayaran QRIS di sektor UMKM serta berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mendorong transaksi non-tunai di berbagai sektor, termasuk pariwisata.
Meskipun demikian, Bambang mengakui bahwa masih terdapat tantangan dalam mengembangkan UMKM, terutama terkait literasi pengelolaan sumber daya manusia dan pemasaran online. Untuk itu, Bank Indonesia menghadirkan Galeri UMKM Olaku sebagai wadah untuk meningkatkan kapasitas SDM dan mendorong pelaku usaha agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi.




