Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah Ketua Umum Pemuda Pancasila, Japto Soerjosoemarno, dan menyita sejumlah aset mewah. Penggeledahan ini terkait dugaan penerimaan gratifikasi oleh mantan Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari. Barang bukti yang disita cukup fantastis: uang tunai senilai Rp56 miliar dalam mata uang rupiah dan asing, serta 11 unit mobil mewah. Di antara mobil-mobil tersebut terdapat Jeep Gladiator Rubicon, Land Rover Defender, Toyota Land Cruiser, Mercedes Benz, Toyota Hilux, Mitsubishi Coldis, dan Suzuki.
Juru bicara KPK, Tessa Mahardhika, menyatakan bahwa semua barang bukti yang disita diduga terkait dengan kasus tersebut dan akan ditelaah lebih lanjut. Sebelumnya, KPK juga menggeledah kediaman politikus Partai Nasdem, Ahmad Ali, dalam kasus yang sama, dan menyita barang bukti elektronik, uang, tas, dan jam tangan.

Kedua penggeledahan tersebut merupakan bagian dari penyidikan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang melibatkan Rita Widyasari sebagai tersangka. Rita sendiri tengah menghadapi kasus dugaan suap dan gratifikasi senilai Rp110 miliar dari kontraktor selama masa jabatannya sebagai bupati (Juni 2010 – Agustus 2017). Dalam penyidikan ini, KPK telah menyita aset Rita yang luar biasa banyaknya, termasuk 91 unit kendaraan, lima bidang tanah seluas ribuan meter persegi, 30 jam tangan mewah, dan uang tunai mencapai ratusan miliar rupiah dari berbagai rekening.
Profil Singkat Japto Soerjosoemarno
Japto Soelistyo Soerjosoemarno, lahir di Surakarta, 16 Desember 1949, dikenal dengan gelar KPH (Kanjeng Pangeran Haryo). Putra Mayor Jenderal (Purn) KPH Soetarjo Soerjosoemarno dan Dolly Zegerius ini merupakan sosok berpengaruh di dunia politik Indonesia. Kakaknya, Kanjeng Raden Ayu Soemarini Soerjosoemarno (Marini Soerjosoemarno), adalah seorang aktris senior.
Lebih dari tiga dekade, Japto memimpin Pemuda Pancasila, organisasi yang didirikan Jenderal Abdul Haris Nasution pada tahun 1959. Ia terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum pada Musyawarah Besar Pemuda Pancasila X tahun 2019. Organisasi ini, yang awalnya bertugas sebagai paramiliter melawan pengaruh komunis, kini memiliki pengaruh besar di kancah politik nasional. Meskipun kerap dikaitkan dengan aksi kekerasan, Pemuda Pancasila menarik banyak tokoh penting, termasuk politisi, pengusaha, dan pejabat tinggi.
Selain memimpin Pemuda Pancasila, Japto juga aktif di FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri ABRI) dan pernah mendirikan Partai Patriot Pancasila (kini Partai Patriot). Ia juga menyatakan dukungan politiknya kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang bahkan dikukuhkan sebagai anggota kehormatan Pemuda Pancasila. Tokoh-tokoh ternama seperti Bambang Soesatyo, Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek Soeharto), dan mantan Ketua Kadin Arsjad Rasjid, tercatat sebagai bagian dari organisasi yang dipimpinnya.