Penurunan drastis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 3,84% pada Selasa (18/3), bahkan sempat menyentuh level terendah 7,01% secara intraday, memicu kekhawatiran baru bagi para investor, khususnya di sektor startup Indonesia. CEO MDI Ventures, Donald Wihardja, mengungkapkan bahwa pelemahan ekonomi yang ditunjukkan oleh penurunan IHSG semakin memperkuat keraguan investor global untuk menanamkan modal di perusahaan rintisan Tanah Air. "Ini akan memperpanjang masa sulit pendanaan (tech funding winter) di Indonesia," tegasnya.
Data dari DealStreetAsia memperkuat pernyataan tersebut. Laporan mereka menunjukkan penurunan signifikan investasi startup di Indonesia, mencapai 34% secara tahunan (yoy) menjadi hanya 85 kesepakatan, dengan nilai investasi merosot hingga 66% menjadi US$ 437,8 juta (sekitar Rp 7,23 triliun). Penurunan ini merupakan yang terdalam di antara enam negara ASEAN yang diteliti.

Donald menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, investor, pendiri startup, dan media untuk mengembalikan kepercayaan investor. Upaya ini, menurutnya, bukan solusi instan, melainkan komitmen jangka panjang untuk membangun bisnis yang lebih berkelanjutan.
Pandangan berbeda disampaikan Edward Ismawan, General Partner di Braxon Capital Pte Ltd. Ia menjelaskan perbedaan pendekatan antara investor publik dan privat. Investor publik, yang berinvestasi di sekuritas yang diperdagangkan secara terbuka, lebih sensitif terhadap fluktuasi pasar seperti penurunan IHSG. Namun, investor privat, yang berfokus pada investasi di sekuritas non-publik, tetap dapat menyesuaikan strategi jangka panjang mereka dengan memperhatikan fundamental startup yang menjadi target investasi.
Edward juga menyinggung dampak penurunan IHSG terhadap rencana Initial Public Offering (IPO) startup. Gejolak pasar saham dapat menyebabkan penundaan IPO, terutama karena sentimen pasar, valuasi, dan likuiditas investor yang terpengaruh. Hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat, di mana gejolak pasar saham membuat beberapa unicorn menunda rencana IPO mereka.
Situasi ini semakin diperparah oleh data DealStreetAsia yang menunjukkan penurunan pendanaan startup di Indonesia terjadi di semua tahapan, termasuk seri C dan seterusnya yang mengalami penurunan drastis. Kondisi ini membuat Indonesia gagal melahirkan unicorn baru untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir.
Meskipun sebelumnya ada optimisme dari beberapa investor seperti Patrick Walujo (Northstar Group) dan Patrick Yip (Intudo Ventures) terkait potensi jangka panjang Indonesia, penurunan IHSG telah mengubah lanskap investasi. Kini, investor diprediksi akan lebih selektif dan berhati-hati dalam menanamkan modal di startup Indonesia.