Raffi Ahmad Raih Gelar Doktor Honoris Causa, Kontroversi Kembali Memunculkan Perdebatan

Pemberian gelar doktor kehormatan alias Doktor Honoris Causa kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, Raffi Ahmad, artis ternama Indonesia, menerima gelar tersebut dari sebuah kampus

Redaksi

Raffi Ahmad Raih Gelar Doktor Honoris Causa, Kontroversi Kembali Memunculkan Perdebatan

Pemberian gelar doktor kehormatan alias Doktor Honoris Causa kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, Raffi Ahmad, artis ternama Indonesia, menerima gelar tersebut dari sebuah kampus di Thailand, memicu perdebatan di media sosial.

Dalam unggahan di akun Instagramnya, Raffi terlihat mengenakan toga berwarna hitam biru saat menerima gelar tersebut. Ia menjelaskan alasan pemberian gelar ini, yaitu "Atas kontribusi saya selama puluhan tahun dalam pengembangan industri hiburan konvensional, offline, serta digital di Indonesia."

Raffi Ahmad Raih Gelar Doktor Honoris Causa, Kontroversi Kembali Memunculkan Perdebatan
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Namun, warganet mempertanyakan kredibilitas Universal Institute of Professional Management (UIPM), kampus yang memberikan gelar tersebut. Seorang netizen bahkan menelusuri alamat UIPM dan menemukan bahwa alamat tersebut merupakan sebuah hotel di Bangkok.

"Sampai masuk dan tanya ke resepsionis terkait kebenaran alamat di website UIPM. Ternyata bukan kampus," ungkap seorang warganet di akun X pada Minggu (29/9).

Dalam laman resminya, UIPM menyatakan diri sebagai institusi penyedia pendidikan daring dan jarak jauh. Mereka juga mengandalkan SK Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU- 0004575.AH.01,04 – 2018 untuk beroperasi di Indonesia. UIPM mengklaim memiliki empat kantor di Amerika Serikat, Thailand, Singapura, dan Indonesia. Di Indonesia, alamat yang tertera adalah Plaza Summarecon Bekasi Kavling K.01, Bekasi, Jawa Barat.

Raffi bukanlah satu-satunya tokoh yang mendapatkan gelar doktor HC. Beberapa figur ternama seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Jusuf Kalla juga pernah menerima gelar serupa. Berikut daftar tokoh yang pernah menerima gelar Doktor Honoris Causa:

  • Megawati Soekarnoputri: Presiden kelima RI ini telah menerima beberapa gelar doktor HC, termasuk dari Silk Road University, Uzbekistan, Waseda University (Jepang), Universitas Padjadjaran, Fujian Normal University (Jepang), dan Universiti Tunku Abdul Rahman (Malaysia).
  • Susilo Bambang Yudhoyono: Presiden keenam RI ini telah menerima setidaknya 14 gelar doktor kehormatan dari berbagai universitas, termasuk Universitas Webster (Inggris), Universitas Thammasat (Thailand), Universitas Andalas, Nanyang Technological University (Australia), Institut Teknologi Bandung, dan Institut Pertanian Bogor.
  • Jusuf Kalla: Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mendapatkan gelar doktor HC dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, dan Universitas Andalas.
  • Soekarno: Presiden pertama RI ini merupakan tokoh yang menerima gelar Doktor Honoris Causa paling banyak, mencapai 36 gelar. Beberapa gelar diperoleh dari kampus ternama seperti Columbia University (1956), McGill University (1956), dan Al Azhar University (1960). Di dalam negeri, ia menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Hasanuddin, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, dan Institut Teknologi Bandung.
  • Abdurrahman Wahid: Presiden keempat RI ini dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Thammasat (Thailand), Universitas Chulalongkorn (Thailand), Universitas Sorbonne (Prancis), dan Universitas Konkuk (Korea Selatan).
  • B.J. Habibie: Presiden ketiga RI ini menerima lima gelar Doktor Honoris Causa, termasuk gelar Doktor HC bidang filsafat dan teknologi dari Universitas Indonesia pada 2010.
  • Erick Thohir: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mendapatkan gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa bidang Manajemen Strategis dari Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur pada 2023.

Pemberian gelar Doktor Honoris Causa memang menjadi tradisi di berbagai negara, namun kontroversi terkait kredibilitas lembaga pemberi gelar dan kriteria penerima gelar terus menjadi perdebatan publik.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1