Jakarta, 26 Desember – Nasib lebih dari 50.000 karyawan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) kini berada di ujung tanduk. Setelah Mahkamah Agung menolak Peninjauan Kembali (PK), Sritex tetap berstatus pailit, sebuah keputusan yang disayangkan oleh Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay. Saleh bahkan mendapat informasi bahwa sejumlah karyawan sudah mulai dirumahkan karena habisnya bahan baku.
"Saya mendengar kabar bahwa beberapa karyawan sudah tidak bekerja. Ini situasi yang mengkhawatirkan dan harus segera diatasi," tegas Saleh dalam keterangannya. Ia mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan langsung mengawal upaya penyelamatan Sritex dan karyawannya.
Menurut Saleh, intervensi langsung Presiden sangat diperlukan mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh kepailitan Sritex terhadap industri tekstil nasional dan perekonomian. Ia mengusulkan agar Presiden menugaskan beberapa menteri untuk memastikan operasional Sritex tetap berjalan dan mencegah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.
"Pemerintah harus memastikan tidak ada karyawan yang kehilangan pekerjaan. Janji Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk menyelamatkan karyawan Sritex harus segera direalisasikan," tambah Saleh. Sebelumnya, Menperin telah menjamin perlindungan bagi karyawan Sritex, terlepas dari putusan MA.
Kepailitan Sritex menimbulkan kekhawatiran akan dampak luas pada sistem produksi dan distribusi, mengancam mata pencaharian ribuan pekerja dan keluarga mereka. Saleh berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mencegah terjadinya PHK besar-besaran dan melindungi hak-hak para karyawan.
