Kilang Minyak Nasional Naik Kapasitas: Satu Juta Barel Per Hari

Jakarta – Pemerintah berencana membangun kilang minyak mentah dengan kapasitas produksi yang jauh lebih besar dari rencana awal. Berdasarkan rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin

Redaksi

Kilang Minyak Nasional Naik Kapasitas: Satu Juta Barel Per Hari

Jakarta – Pemerintah berencana membangun kilang minyak mentah dengan kapasitas produksi yang jauh lebih besar dari rencana awal. Berdasarkan rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin (10/3), Presiden Prabowo Subianto menyetujui peningkatan kapasitas kilang dari 500 ribu barel per hari (bph) menjadi 1 juta bph.

Kepala Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa kilang berkapasitas jumbo ini akan dibangun di 16 lokasi di berbagai wilayah Indonesia, meliputi Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua. "Ini untuk pemerataan," tegas Bahlil dalam konferensi pers. Konsep awal yang hanya membangun satu kilang besar berkapasitas 500 ribu bph di satu lokasi, kini ditinggalkan.

Kilang Minyak Nasional Naik Kapasitas: Satu Juta Barel Per Hari
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Dua perusahaan, masing-masing dari Amerika Serikat dan Tiongkok, tengah dipertimbangkan sebagai penyedia teknologi untuk proyek ambisius ini. Kedua perusahaan tersebut akan mempresentasikan teknologi mereka pada Senin pekan depan. Besaran investasi proyek raksasa ini masih belum dapat dipastikan hingga setelah presentasi tersebut. "Nilainya baru bisa kami pastikan setelah presentasi nanti," ujar Bahlil.

Selain kilang minyak, pemerintah juga memutuskan untuk membangun tangki penyimpanan minyak dengan kapasitas 1 juta bph di Pulau Nipah, Batam. Proyek ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan pasokan minyak mentah domestik selama 30 hari.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, menekankan bahwa proyek-proyek hilirisasi yang akan didanai Danantara harus memenuhi persyaratan ketat. Proyek tersebut harus matang dan siap dijalankan, termasuk dalam hal perizinan, status lahan, dan mitigasi risiko bencana dan lingkungan. Prioritas pendanaan akan diberikan pada proyek dengan potensi keuntungan tinggi, mampu mengurangi impor, dan menciptakan lapangan kerja. Proses seleksi proyek hilirisasi masih berlangsung dan belum final. "Apabila komite menyatakan layak investasi, maka proyek akan segera berjalan," tambah Rosan.

Sebelumnya, Presiden Prabowo telah menyetujui 21 proyek hilirisasi tahap pertama tahun 2025 senilai US$ 40 miliar (sekitar Rp 659,2 triliun). Proyek-proyek tersebut mencakup berbagai sektor, termasuk pembangunan kilang minyak, gasifikasi batu bara menjadi DME, dan peningkatan nilai tambah komoditas tembaga, nikel, dan bauksit. Target keseluruhan proyek hilirisasi tahun ini bahkan mencapai US$ 618 miliar.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1