Iran di Ambang Kekeringan: Negara Kaya Minyak Krisis Air

Jakarta, Lahatsatu.com – Iran, salah satu produsen minyak terbesar di dunia, kini menghadapi ironi pahit: krisis air minum yang mengkhawatirkan. Negara Timur Tengah ini terancam

Agus sujarwo

Iran di Ambang Kekeringan: Negara Kaya Minyak Krisis Air

Jakarta, Lahatsatu.com – Iran, salah satu produsen minyak terbesar di dunia, kini menghadapi ironi pahit: krisis air minum yang mengkhawatirkan. Negara Timur Tengah ini terancam kekeringan parah dalam waktu dekat, memicu kekhawatiran akan dampak sosial dan ekonomi yang luas.

Bendungan Amir Kabir, salah satu sumber utama air minum bagi jutaan warga Teheran, dilaporkan hanya memiliki 14 juta meter kubik air, setara dengan 8% dari kapasitas totalnya. "Dengan volume ini, bendungan hanya mampu memasok Teheran selama dua minggu," ungkap Behzad Parsa, Direktur Perusahaan Air Teheran, seperti dilansir Al-Jazeera.

Iran di Ambang Kekeringan: Negara Kaya Minyak Krisis Air
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Kondisi ini sangat kontras dengan kekayaan sumber daya minyak Iran. Negara ini menduduki peringkat ke-9 sebagai produsen minyak terbesar di dunia, dengan produksi mencapai 3,9 juta barel per hari atau 4% dari total produksi global. Iran memiliki cadangan minyak sekitar 157 miliar barel, menguasai 24% cadangan minyak Timur Tengah dan 12% cadangan dunia.

Meskipun sektor minyak menjadi tulang punggung ekonomi Iran, krisis air telah menjadi masalah kronis. Teheran, kota metropolitan dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa, mengalami penurunan curah hujan hingga 100%. Konsumsi air warga Teheran mencapai sekitar tiga juta meter kubik per hari, memaksa pemerintah melakukan pemutusan air di beberapa wilayah dan memberlakukan pemadaman air selama musim panas.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, sebelumnya telah memperingatkan bahwa "krisis air jauh lebih serius daripada yang dibicarakan saat ini." Kelangkaan air menjadi masalah nasional, terutama di provinsi-provinsi kering di selatan. Faktor-faktor seperti salah urus, eksploitasi berlebihan air tanah, dan dampak perubahan iklim dituding sebagai penyebab utama krisis ini.

Kondisi serupa juga dialami oleh negara tetangga, Irak, yang menghadapi tahun terkering sejak 1993. Penurunan debit Sungai Tigris dan Eufrat akibat minimnya hujan dan pembatasan air dari negara-negara hulu telah memicu krisis kemanusiaan di wilayah selatan Irak.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1