Skandal eFishery: Investor Khawatir, Investasi di Startup Perikanan Terancam

Dugaan kecurangan (fraud) yang membelit eFishery menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, khususnya yang melirik sektor perikanan. Darryl Ratulangi, Managing Director OCBC Ventura, menilai kasus ini

Redaksi

Skandal eFishery: Investor Khawatir, Investasi di Startup Perikanan Terancam

Dugaan kecurangan (fraud) yang membelit eFishery menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, khususnya yang melirik sektor perikanan. Darryl Ratulangi, Managing Director OCBC Ventura, menilai kasus ini telah merusak kepercayaan investor domestik maupun internasional. Peristiwa ini, menurutnya, menjadi alarm bagi seluruh industri.

"Kasus seperti ini mungkin sering terjadi, namun jarang terungkap," ujar Darryl dalam acara Investment Outlook 2025 di Jakarta, Rabu (5/2). Ia menambahkan, investor kini lebih waspada dan akan lebih ketat dalam menyeleksi calon penerima investasi.

Skandal eFishery: Investor Khawatir, Investasi di Startup Perikanan Terancam
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Dampak jangka pendeknya, investasi di sektor aquatech, agritech, dan fintech peer-to-peer lending diperkirakan akan menurun. Investor cenderung menghindari sektor-sektor yang dianggap berisiko tinggi, sementara kasus eFishery masih menjadi sorotan.

"Sektor-sektor berisiko seperti aquatech, agritech, atau fintech lending yang rawan masalah, akan dihindari sementara waktu," tegas Darryl. Kondisi ini, lanjutnya, akan menyulitkan startup di sektor tersebut untuk mendapatkan pendanaan, meskipun model bisnisnya sebenarnya bagus. Mereka terkena imbas negatif dari kasus eFishery.

Namun, di balik kekhawatiran tersebut, Darryl melihat adanya peluang positif. Kasus ini bisa menjadi momentum bagi investor untuk meningkatkan disiplin, transparansi, dan tata kelola portofolio pendanaan.

"Mungkin ini wake up call. Kita perlu bertanya, apakah ada kasus serupa yang lebih besar, atau pemain lain yang melakukan hal yang sama?" tanyanya.

Sebagai informasi, pada 2023, Bank OCBC NISP menyalurkan pinjaman bilateral senilai Rp 250 miliar kepada eFishery. Pinjaman tersebut ditujukan untuk mendukung modal kerja, peningkatan penjualan domestik, dan ekspor. OCBC juga berkolaborasi dengan eFishery pada 2022 melalui program KTA Cashbiz OCBC NISP yang terintegrasi dengan layanan Kabayan eFishery.

Isu dugaan fraud eFishery pertama kali dilaporkan DealStreetAsia pada 15 Desember 2024. Menyusul laporan tersebut, eFishery menonaktifkan sementara Gibran Huzaifah dari posisi CEO dan Chrisna Aditya dari posisi Chief Product Officer. Adhy Wibisono ditunjuk sebagai CEO interim dan Albertus Sasmitra sebagai CFO interim.

Hasil investigasi awal FTI Consulting yang bocor menunjukkan adanya dugaan penggelembungan dana perusahaan hingga US$ 600 juta (sekitar Rp 9,8 triliun dengan kurs Rp 16.331 per US$) selama periode Januari-September 2024.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1