Gojek dan Grab: Merger Mengundang Sorotan Driver

Jakarta – Kabar rencana merger GoTo dan Grab kembali berhembus. Meskipun kedua perusahaan telah membantahnya, isu ini tetap memicu reaksi dari para pengemudi ojek online

Redaksi

Gojek dan Grab: Merger Mengundang Sorotan Driver

Jakarta – Kabar rencana merger GoTo dan Grab kembali berhembus. Meskipun kedua perusahaan telah membantahnya, isu ini tetap memicu reaksi dari para pengemudi ojek online (ojol). Sorotan utama tertuju pada dampak potensial terhadap tarif dan kesejahteraan mitra pengemudi.

Djaka Sembiring, seorang mitra pengemudi Gojek, mengungkapkan kekhawatirannya akan berkurangnya pilihan konsumen jika merger benar-benar terjadi. Lebih lanjut, ia mendesak agar biaya aplikasi yang saat ini mencapai 15% diturunkan jika kedua perusahaan bergabung. "Kalau bergabung, tolong potongan atau biaya aplikasi dikurangi," tegas Djaka.

Gojek dan Grab: Merger Mengundang Sorotan Driver
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Senada dengan Djaka, Ardan Fahri, mitra pengemudi Grab, menekankan pentingnya kebijakan kemitraan pasca-merger. Ia berharap agar jumlah mitra pengemudi tidak berkurang. "Jangan ketika bergabung, ada pengurangan mitra," ujarnya.

Laporan dari Bloomberg menyebutkan Grab sedang mempertimbangkan akuisisi GoTo dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar. Namun, Sekretaris Perusahaan GoTo, Koesoemohadiani, menegaskan tidak ada kesepakatan merger dan menyebut rumor tersebut sebagai spekulasi yang berulang. Ia juga menyatakan bahwa rumor tersebut tidak berdampak negatif pada operasional perusahaan. Pihak Grab sendiri memilih untuk tidak menanggapi rumor tersebut.

Meskipun telah dibantah, berbagai sumber menyebutkan bahwa diskusi merger antara GoTo dan Grab telah berlangsung selama bertahun-tahun dan semakin intensif belakangan ini. Tujuannya, menurut sumber Bloomberg, adalah untuk mengurangi kerugian dan tekanan persaingan di pasar yang memiliki lebih dari 650 juta konsumen. Salah satu skenario yang dipertimbangkan adalah akuisisi GoTo oleh Grab dengan menggunakan kombinasi uang tunai dan saham. Jika merger terwujud, valuasi gabungan kedua perusahaan diperkirakan mencapai US$ 20 miliar.

Sumber-sumber tersebut juga menyebutkan bahwa GoTo, di bawah kepemimpinan CEO Patrick Walujo, terlihat lebih terbuka terhadap kesepakatan ini. Setelah merger, Grab akan fokus pada pasar Singapura dan beberapa pasar lainnya, sementara GoTo akan tetap menguasai pasar domestik. Kabarnya, para pemegang saham kedua perusahaan mendukung rencana merger ini.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1