Jakarta – Sejumlah organisasi masyarakat sipil mengecam keras pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait pengiriman kepala babi ke redaksi Tempo. Pernyataan Nasbi dinilai tidak hanya tidak empati, tetapi juga merendahkan dan menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah terhadap kebebasan pers.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Sabtu (22/3), koalisi yang terdiri dari Centra Initiative, Imparsial, PBHI, ELSAM, Walhi, HRWG, DeJuRe, dan Setara Institute, menyatakan sikap arogansi Nasbi tidak dapat dibiarkan. Mereka menilai pernyataan Nasbi yang menyarankan agar kepala babi tersebut dimasak, merupakan bentuk pelecehan terhadap korban teror dan menunjukkan kurang hormat terhadap kebebasan pers.

"Pernyataan ini sama sekali tidak seharusnya didiamkan, karena mengandung unsur kebencian terhadap kelompok jurnalis atau media yang kritis," tegas koalisi tersebut. Lebih lanjut, mereka menekankan bahwa merendahkan tindakan teror justru mengusik rasa aman jurnalis dalam menjalankan tugasnya.
Koalisi menilai pernyataan Nasbi menunjukkan ketidakmampuannya dalam menyampaikan pesan presiden kepada masyarakat. Mereka juga mengingatkan peristiwa penghapusan cuitan Nasbi sendiri di X (sebelumnya Twitter) terkait RUU TNI sudah cukup menjadi dasar evaluasi kinerjanya.
"Kami mendesak Presiden untuk meninjau kembali posisi Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan," tuntut koalisi. Mereka juga menyatakan solidaritas kepada Tempo dan mengecam keras upaya intimidasi terhadap kebebasan pers melalui tindakan teror seperti ini.
Sebelumnya, Nasbi mengatakan tidak ada ancaman dalam peristiwa tersebut dengan menunjukkan reaksi santai dari pihak Tempo. Ia bahkan mengatakan persoalan ini tidak perlu dibesar-besarkan dan tidak perlu ditanggapi pemerintah. Pernyataan ini justru dianggap menunjukkan sikap yang mengingkari hak atas keamanan dan kebebasan pers. Koalisi menilai pernyataan tersebut sebagai bukti rendahnya komitmen pemerintah terhadap demokrasi dan kebebasan sipil.