Lima, Peru – Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden RI, Prabowo Subianto, secara aktif menarik investasi asing ke Indonesia dalam pidato kunci di KTT CEO APEC di Lima, Peru, Kamis (14/11). Ia menyampaikan kebutuhan Indonesia akan dana sebesar US$ 600 miliar (sekitar Rp 9.519 triliun) untuk membangun ekosistem industri pengolahan sumber daya alam.
Dana tersebut, menurut Prabowo, akan dialokasikan untuk berbagai sektor, termasuk industri maritim (khususnya perikanan), hilirisasi 26 komoditas mineral pertambangan, dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Ia secara khusus mengundang partisipasi asing dalam sektor energi, mengingat potensi energi terbarukan Indonesia, khususnya panas bumi, yang mencapai 60% dari kapasitas global.
Untuk menarik investor, Prabowo menekankan liberalisasi regulasi dan penyederhanaan proses investasi. Selain itu, ia juga membuka peluang investasi di sektor kesehatan dan pendidikan, dengan mengundang rumah sakit dan universitas asing untuk beroperasi di Indonesia. Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan berbagai insentif juga ditawarkan sebagai daya tarik investasi.
Prabowo, yang memiliki pengalaman sebagai pengusaha, memahami kebutuhan investor akan kepastian hukum, stabilitas politik dan keamanan, serta insentif yang kompetitif. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan penuh kepada para investor dan menciptakan iklim investasi yang kondusif. "Indonesia adalah negara yang terbuka bagi segala macam proyek investasi," tegasnya.
