Jakarta – PT Pertamina Patra Niaga menunjukkan keseriusannya dalam mendukung program Asta Cita pemerintah dengan memperkuat ketahanan energi, mengembangkan inovasi energi hijau, serta meningkatkan ketahanan pangan masyarakat. Langkah ini diwujudkan melalui berbagai inisiatif strategis yang telah dijalankan selama setahun terakhir.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyatakan bahwa seluruh inisiatif ini merupakan wujud nyata kontribusi perusahaan sebagai BUMN energi dalam mendukung pembangunan nasional.

"Pertamina Patra Niaga berkomitmen penuh untuk mendukung visi besar pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan energi dan kemandirian pangan. Kami ingin memastikan energi tidak hanya menjadi penggerak ekonomi, tetapi juga mensejahterakan masyarakat," ujarnya.
Salah satu langkah konkret adalah melalui Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), di mana Pertamina Patra Niaga aktif mendorong kemandirian energi di tingkat desa. Program ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat langsung dalam distribusi dan pengelolaan energi, sekaligus memperkuat ekonomi lokal. Masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat energi, tetapi juga menjadi bagian dari rantai distribusi dan pelaku ekonomi mandiri.
Selain itu, Pertamina Patra Niaga terus berinovasi dalam menghadirkan energi ramah lingkungan melalui Pertamax Green 95, bahan bakar dengan campuran bioetanol dari sumber daya nabati. Bahan bakar ini mampu mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi mesin kendaraan. Pertamax Green 95 yang mengandung 5% Bioetanol (E5) telah hadir di 163 SPBU di Pulau Jawa (Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Jawa Timur).
Di sektor penerbangan, Pertamina Patra Niaga mengembangkan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai solusi bahan bakar terbarukan. SAF menjadi tonggak penting menuju penerbangan berkelanjutan di Indonesia, mengurangi emisi, membuka peluang ekonomi baru, dan memperkuat kemandirian energi Indonesia di sektor aviasi.
Pertamina Patra Niaga juga menjalankan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang memperkuat ketahanan pangan serta mengembangkan ekonomi masyarakat di 25 lokasi. Program ini telah memberikan manfaat bagi lebih dari 11.000 jiwa, terdiri dari petani, UMKM, perempuan, pemuda, disabilitas, lansia, dan anak-anak. Program ini juga berhasil mengurangi risiko gagal panen di area rawan kekeringan hingga 80%.
Pertamina Patra Niaga juga mengembangkan pertanian terpadu melalui urban farming, bioflok, dan agrowisata. Lebih dari 90 ton limbah telah diolah menjadi produk bernilai tambah, sementara pemanfaatan PLTS, biogas, dan biodigester di delapan wilayah mampu menyerap lebih dari 5 ton karbon CO2 per tahun. Program ini mendorong peningkatan pendapatan kolektif masyarakat hingga Rp450 juta per bulan, serta membentuk lebih dari 30 kelompok tani dan UMKM perempuan berdaya.
"Dengan kolaborasi bersama pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, Pertamina Patra Niaga siap terus menghadirkan energi yang berkelanjutan dan berkeadilan untuk seluruh masyarakat Indonesia," tegas Ega.




