Sumatera Utara, Lahatsatu.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus berupaya memulihkan akses transportasi yang terputus akibat bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara (Sumut). Intensitas hujan tinggi yang berlangsung hampir sepekan telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mengganggu akses di lebih dari 40 kecamatan.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa prioritas utama adalah membuka kembali akses jalan agar bantuan dan peralatan dapat segera masuk ke wilayah terdampak. "Kementerian PU akan terus menambah dukungan alat berat dan personel sesuai kebutuhan, serta bekerja erat dengan BPBD dan pemerintah daerah agar penanganan berlangsung efektif," ujarnya dalam keterangan resmi.

Salah satu fokus utama penanganan adalah ruas jalan Tarutung-Sibolga-Barus sepanjang 64 km, yang sempat terputus akibat longsor di lebih dari 30 titik. Hingga saat ini, sekitar 38 km akses jalan telah berhasil dibuka. Penanganan difokuskan pada titik longsor besar di KM 38-39.
Kendala utama dalam penanganan adalah keterbatasan ruang untuk membuang material longsoran dan banyaknya kendaraan besar yang tertimbun, sehingga pekerjaan harus dilakukan secara hati-hati. Sejumlah alat berat, termasuk excavator, dozer, backhoe loader, dump truck, dan mobil tangki air, telah dikerahkan untuk mempercepat proses pembersihan dan perbaikan jalan.
Selain penanganan jalan, Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II juga memberikan dukungan penanganan banjir di Kota Medan, yang melanda 14 kecamatan. Dukungan tersebut berupa perahu karet untuk evakuasi warga, distribusi selimut, kasur, kebutuhan dasar, dan pemasangan hidran umum untuk mendukung ketersediaan air bersih di lokasi pengungsian.
Tim TRC BBWS Sumatera II juga melakukan asesmen cepat di Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan. Pemerintah daerah telah mengaktifkan dapur umum serta melakukan evakuasi warga terdampak. Kementerian PU juga mendukung mobilisasi alat berat serta hidran umum, toilet portable, dan mobile toilet untuk penanganan kebutuhan sanitasi darurat.
Kementerian PU telah mengerahkan 63 unit alat berat ke lapangan dan 21 unit dalam proses mobilisasi, termasuk excavator long arm, excavator standard, loader, wheel loader, hingga dozer. Selain itu, 131 bahan konstruksi juga telah tersedia, termasuk geobag, bronjong kawat, rangka besi hidran umum, hidran umum portabel, toilet portable, dan mobile toilet. Stok BBM sebanyak 3.000 liter juga disiapkan untuk memastikan operasional alat berat berkelanjutan.
Kementerian PU memastikan penanganan darurat akan terus dilakukan hingga seluruh akses vital kembali berfungsi. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan susulan dan mengikuti arahan pemerintah daerah terkait keselamatan.




