Jakarta, 19 Februari – Suasana haru dan tak terduga mewarnai pelantikan sejumlah pejabat negara di Istana Merdeka, Rabu kemarin. Presiden Prabowo Subianto menerima sebuah hadiah istimewa: dua lembar uang kuno pecahan Rp 1 dan Rp ½, terbitan tahun 1953, yang ditandatangani oleh ayahnya sendiri, Soemitro Djojohadikusumo, saat menjabat sebagai Menteri Keuangan di era Presiden Soekarno.
Hadiah tersebut diberikan oleh suami Wakil Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang baru dilantik, Agustina Arumsari, saat bersalaman seusai seremonial pelantikan. Reaksi Prabowo pun spontan. Ia tampak terkejut, bahkan sempat menghentikan langkahnya sejenak, sebelum akhirnya tersenyum lebar dan menyimpan uang kuno yang telah dilaminasi itu di saku kemejanya.

"Responsnya surprise sih, karena masih ada yang menyimpan uang yang ditandatangani ayahanda beliau," ungkap Agustina kepada wartawan. Ia menjelaskan bahwa suaminya merupakan seorang kolektor uang kuno, dan uang tersebut menyimpan nilai historis dan sentimental yang tinggi. "Uang tadi ditandatangani oleh Pak Soemitro. Jadi seperti reminder, karena ada cerita dan sejarah tentang uang Republik Indonesia," tambahnya.
Menurut buku "Organisasi Kementerian Keuangan Dari Masa ke Masa" (2020), Soemitro Djojohadikusumo sebagai Menkeu Kabinet Wilopo-Prawoto, berperan penting dalam merintis pengaturan keuangan negara dan pengedaran uang kertas pecahan Rp 1 dan Rp 2,5 yang dicetak oleh Perusahaan Negara Arta Yasa. Hadiah ini pun menjadi pengingat akan peran penting Soemitro dalam sejarah keuangan Indonesia. Kehadiran uang kuno tersebut di tengah acara pelantikan seakan menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah dan warisan leluhur.