Jakarta, Lahatsatu.com – Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Presiden Donald Trump mengisyaratkan potensi pembatasan ekspor suku cadang pesawat Boeing ke China sebagai respons atas pembatasan ekspor mineral tanah jarang oleh Beijing.
Trump menegaskan bahwa AS memiliki sejumlah opsi untuk menekan China jika perang dagang terus berlanjut. "Kita punya banyak hal, termasuk pesawat terbang yang sangat penting. Mereka (China) punya banyak pesawat Boeing, dan mereka butuh suku cadang, dan banyak hal seperti itu," ujarnya kepada awak media di Gedung Putih, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (11/10/2025).
Data dari perusahaan analitik penerbangan, Cirium, menunjukkan bahwa maskapai penerbangan China telah memesan sedikitnya 222 unit pesawat Boeing. Selain itu, Negeri Tirai Bambu saat ini mengoperasikan 1.855 pesawat Boeing, mayoritas adalah jenis Boeing 737 yang populer.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa AS siap menggunakan segala cara untuk menekan China dalam isu perdagangan. Sebelumnya, China juga telah mengumumkan biaya khusus untuk kapal-kapal AS yang berlabuh di pelabuhannya, sebagai balasan atas kebijakan serupa yang diterapkan oleh AS.
Beijing akan mengenakan biaya sebesar 400 yuan atau US$ 56 per ton bersih untuk kapal-kapal AS, yang setara dengan tarif khusus yang dikenakan AS kepada kapal-kapal China, yaitu US$ 50 per ton bersih.
Selain potensi pembatasan ekspor suku cadang Boeing, Trump juga mengumumkan rencana untuk menaikkan tarif ekspor China ke AS hingga 100% dan memberlakukan kontrol ekspor pada perangkat lunak penting. Langkah-langkah ini semakin memperburuk hubungan dagang antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut.
