Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia semakin pesat, dengan nilai yang diperkirakan mencapai US$ 109 miliar pada tahun 2025 dan mencapai US$ 210-360 miliar pada tahun 2030. Salah satu faktor kunci di balik pertumbuhan ini adalah adopsi pembayaran digital, yang semakin digerakkan oleh layanan payment gateway.
Eddy Tju, CEO Faspay, melihat adopsi fintech di Indonesia sebagai pendorong utama pertumbuhan transaksi digital. "Data-datanya cukup signifikan, terutama dalam pembayaran digital," ujar Eddy dalam acara Media Clinic "Mendorong Bisnis Digital: Peran Payment Gateway dalam Transformasi Keuangan" di Jakarta Pusat, Selasa (15/10).
Payment gateway berperan sebagai perantara yang menghubungkan konsumen, penjual, dan sistem pembayaran, sehingga mempermudah transaksi online. Layanan ini memproses, memverifikasi, menerima, atau menolak pembayaran secara digital, dan menjadi kunci dalam mendorong transformasi digital keuangan di Indonesia.
DAMRI, salah satu perusahaan transportasi yang telah mengadopsi sistem payment gateway, merasakan manfaatnya secara langsung. Sejak tahun 2023, DAMRI bekerja sama dengan Faspay untuk layanan pembelian tiket online, booking payment, hingga digital payment.
"Dengan transaksi digital, kami bisa langsung cek, kontrol, dan laporannya live," kata Ahmad Bikhari, Kepala Divisi Komersil dan Pemasaran Perum DAMRI. DAMRI mencatat rata-rata kenaikan transaksi sebesar 13% dan pertumbuhan pengguna sebesar 110% per tahun.
Ke depan, peran payment gateway diprediksi akan semakin penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Layanan ini akan terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar, serta mendorong adopsi pembayaran digital di berbagai sektor, termasuk UMKM, E-Commerce, dan transportasi.