Jakarta, Lahatsatu.com – Pemerintah mulai menggelontorkan beras murah melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hari ini. Masyarakat dapat membeli beras SPHP di pasar tradisional dan Gerakan Pangan Murah (GPM). Program ini diharapkan dapat meredam fluktuasi harga beras di pasaran.
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa penyaluran beras SPHP akan dilakukan secara bertahap dan terus dimassifkan ke berbagai daerah, termasuk Koperasi Merah Putih dan Kios Pangan binaan pemerintah daerah.

"Pemerintah bersama Perum Bulog memastikan beras SPHP mulai dapat ditemui dan dibeli oleh masyarakat di pasar-pasar dan GPM mulai hari ini," ujar Arief dalam keterangan tertulisnya.
Berdasarkan pantauan NFA, beras SPHP sudah mulai diakses masyarakat di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, hingga Papua. Harga beras SPHP di tingkat mitra penyalur Bulog bervariasi, mulai dari Rp 11.000/kg hingga Rp 11.600/kg, tergantung wilayah. Masyarakat dapat membeli beras SPHP dengan harga yang mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2024.
NFA menargetkan penyaluran SPHP beras pada periode Juli hingga Desember 2025 dengan alokasi sebesar 1,318 juta ton. Sebelumnya, SPHP telah terealisasi sebanyak 181,2 ribu ton.
Selain program SPHP, pemerintah juga akan meluncurkan bantuan pangan beras pada 14 Juli mendatang. Sebanyak 18,2 juta penerima akan mendapatkan beras sebanyak 20 kg.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, menekankan pentingnya menjaga kualitas dan kuantitas beras yang disalurkan agar kepercayaan publik terhadap program ini tetap terjaga.
"Dua instrumen intervensi pemerintah ini memang harus secara masif dilaksanakan, karena kalau melihat perkembangan harga beras, sudah melebihi HET. Tentu pemerintah tidak boleh membiarkan kondisi ini," kata Astawa.
NFA telah menerbitkan dua surat penugasan kepada Bulog untuk pelaksanaan bantuan pangan beras dan penyaluran SPHP beras.




