Platform X, dulunya Twitter, mengalami gangguan layanan besar-besaran Senin (10/3) lalu. Elon Musk, pemilik X, langsung angkat bicara dan menuding serangan siber skala besar sebagai penyebabnya. Melalui akun X pribadinya, Selasa (11/3), Musk menyatakan, "Kami diserang setiap hari, tetapi serangan kali ini berbeda, dilakukan dengan sumber daya yang sangat besar. Entah ini kelompok peretas besar yang terorganisir, atau bahkan ada negara yang terlibat."
Data dari Downdetector menunjukkan gangguan layanan terjadi bertahap, mencapai puncaknya pukul 10 pagi waktu setempat di Amerika Serikat. Sekitar 39.000 pengguna di AS kesulitan mengakses platform. Sumber anonim dari industri infrastruktur internet, yang dikutip Reuters (11/3), mengungkapkan X mengalami beberapa gelombang serangan Distributed Denial of Service (DDoS) sekitar pukul 9:45 UTC. Serangan DDoS, meskipun tak selalu rumit, mampu melumpuhkan layanan dengan membanjiri situs target dengan lalu lintas berbahaya.

Dalam wawancara dengan Fox Business Network, Musk mengklaim serangan berasal dari alamat IP di Ukraina. Namun, klaim ini dibantah oleh sumber lain yang menyebutkan sebagian besar lalu lintas berbahaya berasal dari AS, Vietnam, Brasil, dan negara-negara lain, dengan kontribusi dari Ukraina yang tergolong tidak signifikan.
Hingga saat ini, X belum merilis pernyataan resmi lebih lanjut terkait insiden ini. Investigasi masih berlangsung untuk mengungkap secara pasti pelaku dan motif di balik serangan siber tersebut. Kejelasan mengenai asal usul serangan dan skala keterlibatan aktor yang bertanggung jawab masih menjadi teka-teki yang perlu dipecahkan.