Jakarta, Lahatsatu.com – Maskapai penerbangan Spirit Airlines dikabarkan tengah menghadapi kesulitan keuangan yang serius hingga berujung pada rencana perampingan besar-besaran. Perusahaan berencana untuk mengurangi armadanya hingga hampir 100 pesawat, yang berarti hampir separuh dari total 214 pesawat yang mereka miliki saat ini.
Langkah drastis ini diambil sebagai respons atas kebangkrutan yang dialami Spirit Airlines. Maskapai tersebut telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 untuk kedua kalinya pada tahun ini akibat krisis keuangan yang mendera.

Menurut CFO Spirit Airlines, Fred Cromer, krisis keuangan ini disebabkan oleh kombinasi antara kelebihan kapasitas, rendahnya permintaan penumpang, dan tekanan penurunan harga yang signifikan. "Meskipun industri penerbangan sempat berharap akan adanya pemulihan di awal tahun 2025, harapan itu tidak terwujud, dan inilah situasi yang kita hadapi saat ini," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.
Sebagai bagian dari rencana restrukturisasi, Spirit Airlines juga telah mengumumkan penghentian layanan di belasan bandara di Amerika Serikat, termasuk Hartford, Connecticut, dan Minneapolis, Minnesota. Selain itu, sekitar 40 rute penerbangan juga akan ditangguhkan. Perusahaan telah menerima persetujuan dari Pengadilan Kepailitan AS untuk menolak 12 sewa bandara dan 19 perjanjian penanganan darat.
Tidak hanya itu, Spirit Airlines juga menolak sewa 27 pesawat dari lessor AerCap. Sebagai bagian dari kesepakatan, AerCap akan membayar Spirit US$ 150 juta untuk menyelesaikan perselisihan terkait kesepakatan yang mencakup 36 pesawat Airbus.
Kondisi sulit ini juga berdampak pada karyawan Spirit Airlines. Maskapai tersebut mengumumkan rencana untuk merumahkan sekitar sepertiga dari total pramugari mereka. "Sebagai bagian dari restrukturisasi yang sedang berlangsung, kami mengambil langkah-langkah untuk menyesuaikan jumlah staf dengan ukuran armada dan volume penerbangan yang diharapkan. Kami telah membuat keputusan sulit untuk merumahkan sekitar 1.800 pramugari, efektif 1 Desember 2025," demikian pernyataan resmi dari Spirit Airlines seperti dikutip dari CBS News.