Tarif Impor Trump Mendorong Gelombang Perjanjian Dagang Baru

Jakarta – Kebijakan tarif impor tinggi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memicu perubahan signifikan dalam lanskap perdagangan global. Alih-alih menekan

Agus sujarwo

Tarif Impor Trump Mendorong Gelombang Perjanjian Dagang Baru

Jakarta – Kebijakan tarif impor tinggi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memicu perubahan signifikan dalam lanskap perdagangan global. Alih-alih menekan negara lain, kebijakan ini justru mendorong terbentuknya aliansi-aliansi dagang baru di antara berbagai negara.

Sejak Trump terpilih kembali, Uni Eropa (UE) bergerak cepat dengan menandatangani tiga Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA), termasuk dengan blok Mercosur di Amerika Selatan, Meksiko, dan Indonesia. UE juga menargetkan penyelesaian perjanjian serupa dengan India pada akhir tahun ini.

Tarif Impor Trump Mendorong Gelombang Perjanjian Dagang Baru
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Langkah UE ini diikuti oleh negara lain. Mercosur kembali menghidupkan perundingan dengan Kanada yang sempat terhenti sejak 2021. India dan Selandia Baru juga kembali berunding setelah satu dekade tanpa kesepakatan. Uni Emirat Arab bahkan menandatangani tiga perjanjian dagang dalam satu hari pada Januari lalu.

Langkah agresif ini merupakan respons terhadap tarif 15% yang dikenakan AS terhadap barang-barang asal Eropa. Meskipun aliansi baru ini mungkin tidak sepenuhnya menutupi kerugian akibat proteksionisme pasar AS, para rival ekonomi Eropa kini bergerak lebih proaktif.

"AS adalah mitra penting, tetapi bukan satu-satunya. Ada 83% perdagangan lain yang harus kita garap melalui diversifikasi pasar," ujar Kepala Perdagangan UE, Maros Sefcovic, dalam debat parlemen mengenai tarif sepihak AS pada akhir Juli lalu, seperti dikutip dari Reuters.

Sinyal diversifikasi ini disambut baik oleh negara-negara yang sebelumnya enggan membuka pasar, termasuk India dan Prancis, yang kini lebih terbuka terhadap perjanjian UE-Mercosur.

Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala, menyambut hangat tren ini. Menurutnya, semakin banyak perjanjian yang sesuai dengan aturan WTO akan memperkuat sistem perdagangan multilateral.

"Kesepakatan baru antar anggota membantu diversifikasi perdagangan. Ini mendukung WTO, bukan bersaing. Kebanyakan perjanjian ini dibangun di atas platform kami," ujarnya bulan lalu.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1