Sarung Tenun Indonesia Tembus Pasar Malaysia, Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Jakarta – Produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia semakin menunjukkan daya saingnya di kancah internasional. Terbaru, Malaysia memesan sarung tenun Indonesia senilai US$

Agus sujarwo

Sarung Tenun Indonesia Tembus Pasar Malaysia, Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Jakarta – Produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia semakin menunjukkan daya saingnya di kancah internasional. Terbaru, Malaysia memesan sarung tenun Indonesia senilai US$ 50 ribu atau setara dengan Rp 800 juta.

Kabar gembira ini datang dari Kainnesia, sebuah UMKM yang bergerak di bidang tenun dan merupakan pemenang Pertapreneur Aggregator 2024. Kainnesia berhasil merangkul ratusan penenun dari berbagai daerah di Indonesia, membawa warisan budaya tenun nusantara ke pasar global.

Sarung Tenun Indonesia Tembus Pasar Malaysia, Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Nur Salam, Pendiri dan CEO Kainnesia, mengungkapkan bahwa program Pertapreneur Aggregator memberikan dampak positif tidak hanya bagi Kainnesia, tetapi juga bagi UMKM binaannya. Saat ini, Kainnesia bermitra dengan 37 UMKM yang secara keseluruhan mempekerjakan lebih dari 400 orang.

"Total tenaga kerja dari 37 UMKM mitra itu bisa mencapai lebih dari 400 orang. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa program Pertapreneur Aggregator berhasil mendorong pertumbuhan yang menyeluruh dan berkelanjutan, tidak hanya bagi Kainnesia tetapi bagi UMKM lain yang kami bina," ujar Nur Salam, saat ditemui di Yogyakarta.

Keberhasilan Kainnesia menembus pasar internasional tidak lepas dari partisipasinya dalam berbagai ajang bergengsi, seperti Osaka World Expo Japan 2025, Korea Import Fair di Seoul, Jogja Fashion Week 2025, serta Inacraft 2025. Melalui ajang-ajang tersebut, Kainnesia berhasil menjalin relasi dengan pembeli potensial dari berbagai negara, termasuk Jepang, Australia, dan Malaysia.

"Tenun bukan sekadar kain, tetapi warisan budaya yang harus terus dikembangkan agar tetap relevan dengan zaman. Kami ingin anak muda melihat tenun sebagai bagian dari masa depan," imbuh Nur.

Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto, menyatakan bahwa kehadiran Kainnesia menjadi contoh nyata dari tujuan Pertapreneur Aggregator. "Semakin banyak UMKM aggregator, makin banyak pula UMKM yang bisa naik kelas, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kami berharap UMKM binaan Kainnesia dapat menjadi tentakel ekonomi yang menciptakan value lebih besar," pungkas Rudi.

Program Pertapreneur Aggregator sendiri telah melibatkan ratusan UMKM sejak diluncurkan pada tahun 2022. Melalui program ini, UMKM mendapatkan dukungan komprehensif, mulai dari teknis, manajerial, hingga akses pasar yang lebih luas.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1