Prabowo dan Megawati Bertemu Sebelum Pelantikan, Sinyal Koalisi?

Wacana pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto semakin hangat diperbincangkan. Para pengamat politik menilai pertemuan ini bisa menjadi

Redaksi

Prabowo dan Megawati Bertemu Sebelum Pelantikan, Sinyal Koalisi?

Wacana pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto semakin hangat diperbincangkan. Para pengamat politik menilai pertemuan ini bisa menjadi sinyal kuat terbentuknya aliansi politik antara kedua tokoh tersebut.

Sejumlah petinggi Partai Gerindra memberi sinyal kuat bahwa pertemuan akan digelar sebelum pelantikan Presiden RI ke-8 pada 20 Oktober 2024. Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad bahkan menyebutkan bahwa menu untuk pertemuan sudah disiapkan. Sinyal serupa juga diungkap Ketua DPP PDIP Puan Maharani, putri Megawati, yang mengatakan pertemuan dirancang akan digelar di tempat yang asyik. Puan juga menyatakan bahwa partainya terbuka untuk menerima kader PDIP yang ingin bergabung dalam kabinet Prabowo.

Prabowo dan Megawati Bertemu Sebelum Pelantikan, Sinyal Koalisi?
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Pakar Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, berpendapat bahwa pertemuan Prabowo dan Megawati sebelum pelantikan memiliki nilai strategis yang lebih besar dibandingkan setelah pelantikan. Ujang menilai pertemuan sebelum pelantikan bisa menjadi penentu apakah PDIP akan bergabung dalam koalisi pemerintahan Prabowo. Pertemuan tersebut juga akan berpengaruh terhadap penyusunan kabinet.

"Pertemuan sebelum pelantikan ini jadi tonggak penting. Punya nilai dan makna besar dibandingkan setelah pelantikan, karena dapat menentukan arah PDIP untuk masuk koalisi atau tidak," ujar Ujang.

Sebaliknya, jika pertemuan baru terjadi setelah pelantikan, pertemuan tersebut dianggap tidak punya makna signifikan. Ujang menilai pertemuan setelah pelantikan tidak bisa dilihat sebagai kode kuat PDIP bergabung ke koalisi Prabowo dan menjadi oposisi.

"Jadi berbeda, pertemuan yang dilakukan setelah pelantikan dianggap sudah tidak menarik lagi. Itu menandakan PDIP tidak masuk pemerintahan, tidak masuk kabinet," tambah Ujang.

Selain soal waktu pertemuan, menguatnya isu pertemuan Prabowo-Mega juga bisa dilihat sebagai upaya Prabowo mengamankan pemerintahan. Ujang menilai pertemuan tersebut sebagai bentuk kepentingan Prabowo untuk merangkul PDIP guna memperkuat posisinya di kabinet maupun parlemen nantinya.

Hingga saat ini, baik PDIP maupun Gerindra belum menyampaikan tanggal pasti pelaksanaan pertemuan Prabowo-Mega. Mereka hanya menyebutkan terus berupaya untuk mempertemukan kedua tokoh tersebut sebelum pelantikan.

Dampak Psikologis terhadap Jokowi

Ujang berpendapat pertemuan Prabowo-Mega nantinya bisa memberikan dampak psikologis terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini karena hubungan Jokowi dengan Megawati cenderung tidak akur sejak pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Secara psikologis kalau pertemuan Prabowo-Megawati terjadi, yang tidak enak hanya Jokowi saja. Karena memang hubungannya tidak baik dengan Megawati," kata Ujang.

PDIP Berpotensi Gabung dengan Pemerintahan Prabowo-Gibran?

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, beranggapan bahwa isu rencana pertemuan Prabowo dan Megawati merupakan indikasi PDIP bakal bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Arifki menilai masuknya PDIP ke pemerintahan Prabowo bakal menambah kekuatan politik pemerintah, terutama dalam politik parlemen.

Arifki juga menilai PDIP memiliki potensi untuk memperoleh dukungan suara rakyat apabila memilih untuk menjadi partai oposisi. Dukungan terutama berasal dari pemilihnya yang kalah di Pilpres saat mendukung Ganjar Pranowo.

Arifki berpendapat pertemuan Prabowo-Megawati cenderung dapat terlaksana karena kedua tokoh tidak memiliki masalah pribadi. Selain itu, kedua tokoh ketua partai politik ini pernah punya histori duet Mega-Pro di Pilpres 2009. Sejarah dua tokoh ini bakal memperkuat alasan PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

"Terkadang kita harus tahu bahwa Megawati punya cara sendiri dalam menentukan sikap politiknya. Itu terlihat di Pilkada 2024. Pilihan politiknya tidak hanya mengetjukan lawan politik, tetapi juga kader-kader PDIP sendiri," ujar Arifki.

Pertemuan Tunggu Kecocokan Waktu

Puan Maharani menyampaikan bahwa belum ada jadwal pasti terkait pertemuan Megawati dan Prabowo. Kendala utama adalah menyesuaikan waktu yang cocok antar dua sosok politisi tersebut.

Meskipun belum ada kepastian terkait jadwal pertemuan, PDIP berharap pertemuan keduanya bisa terjadi sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang.

"Jadi tunggu saja. Mudah-mudahan segera bisa dilakukan sebelum pelantikan. Update-nya baru sebatas itu," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani juga telah menyampaikan bahwa rencana pertemuan antara Prabowo dan Megawati sudah disusun.

"Insya Allah akan terjadi," kata Muzani.

Muzani mengatakan hal tersebut seusai MPR bertemu dengan Megawati menyangkut pencabutan TAP XXXIII/MPRS/1967. Ia mengatakan pertemuan antara dua Ketua Umum partai itu akan terlaksana dalam waktu dekat.

"Pokoknya insyaallah akan terjadi sebelum pelantikan," ujar Muzani.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1