Korea Selatan – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu di Korea Selatan pada Kamis, 30 Oktober 2025, untuk membahas sejumlah isu krusial yang berpotensi meredakan ketegangan perdagangan antara kedua negara.
Pertemuan ini menjadi penting di tengah kekhawatiran akan kembali memanasnya perang dagang, yang ditandai dengan saling menaikkan tarif ekspor dan ancaman penghentian perdagangan di sektor mineral kritis dan teknologi strategis.

Beberapa isu utama yang diperkirakan akan menjadi fokus pembahasan, seperti dilansir dari Reuters, meliputi:
- Ekspor Logam Tanah Jarang: Amerika Serikat mendesak China untuk mencabut pembatasan ekspor logam tanah jarang, yang vital bagi industri teknologi global. China sebelumnya memperketat pengawasan dan menerapkan aturan baru yang mewajibkan kepatuhan bagi produsen asing yang menggunakan bahan asal China.
- Tarif Fentanyl: Trump memberlakukan tarif 20% terhadap impor dari China karena dianggap gagal menekan peredaran bahan kimia prekursor fentanyl. Isu ini telah menjadi sumber ketegangan yang berlarut-larut antara kedua negara.
- Biaya Pelabuhan: Kebijakan Trump yang mengenakan biaya pelabuhan bagi kapal yang dibangun, dimiliki, atau dioperasikan oleh entitas China, dibalas oleh China dengan tindakan serupa terhadap kapal-kapal AS. Hal ini mengganggu arus logistik dan mendorong kenaikan tarif pengiriman.
- Sektor Pertanian: Terdapat harapan bahwa China akan melakukan pembelian besar-besaran kedelai AS sebagai bagian dari kesepakatan dagang baru. Sebelumnya, China menghentikan impor kedelai dari AS, yang merugikan petani kedelai AS.
- Kesepakatan TikTok: Kedua pemimpin diharapkan meresmikan kesepakatan final mengenai aplikasi TikTok, setelah sebelumnya mencapai kerangka divestasi mayoritas saham kepada investor AS.
- Tarif Dagang: Pembahasan mengenai peluang memperpanjang masa penangguhan tarif timbal balik AS terhadap China juga menjadi agenda penting.
Meski tidak ada ekspektasi akan terobosan besar yang dapat memulihkan kondisi perdagangan seperti sebelum masa jabatan Trump, pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah positif dalam meredakan ketegangan dan membuka ruang dialog untuk solusi yang saling menguntungkan.
Analis dari Lahatsatu memperkirakan bahwa pertemuan ini akan menjadi ajang penting bagi kedua pemimpin untuk mencari titik temu dan menghindari eskalasi lebih lanjut dalam hubungan perdagangan mereka. Hasil dari pertemuan ini akan sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi global dan arah kebijakan perdagangan di masa depan.




