Jakarta, Lahatsatu.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan realisasi belanja negara yang signifikan dalam upaya menstabilkan harga dan meningkatkan produksi pangan nasional. Langkah ini merupakan bagian dari program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam satu tahun mendatang.
Melalui unggahan di akun Instagram resminya, Purbaya menjelaskan bahwa pemerintah telah mengalokasikan dana melalui empat program utama. Program-program tersebut meliputi subsidi non-energi (KUR dan pupuk) sebesar Rp 52,4 triliun, subsidi/kompensasi energi senilai Rp 192,2 triliun, pengembangan lumbung pangan dengan realisasi Rp 8,0 triliun, serta penyertaan modal kepada Bulog dan penguatan cadangan pangan sebesar Rp 22,1 triliun.

"Ketahanan pangan merupakan pilar utama dalam menjaga kemandirian dan kemakmuran bangsa," tulis Purbaya. Ia menambahkan bahwa berbagai terobosan terus dilakukan untuk memperkuat sektor pangan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.
Purbaya juga memaparkan dampak positif dari investasi pemerintah di sektor pangan. Berkat realisasi belanja tersebut, produksi beras nasional meningkat menjadi 33,2 juta ton, cadangan pemerintah mencapai 4,2 juta ton, harga gabah di tingkat petani berada di angka Rp 6.500/kg, dan Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 124,36, tertinggi sepanjang sejarah.
"Tujuannya agar ketahanan bangsa semakin kokoh, meningkatkan kesejahteraan petani dan kualitas UMKM, sehingga kemandirian bangsa kian menguat," pungkasnya. Dengan investasi yang berkelanjutan, pemerintah berharap sektor pangan dapat menjadi motor penggerak kemandirian dan kesejahteraan bangsa.




