Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melaporkan kondisi terkini pasar saham Indonesia kepada Presiden Prabowo Subianto. Laporan tersebut disampaikan menyusul penurunan drastis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 6,21% pada sesi pertama perdagangan Selasa (18/3) dan sempat menyentuh level terendah 7,01% secara intraday, bahkan memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt).
"Perkembangan ekonomi selalu kami laporkan kepada Bapak Presiden," ujar Airlangga usai pertemuan di Istana Merdeka.

Airlangga menjelaskan, penurunan IHSG dan trading halt yang diberlakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait faktor eksternal. Ia menunjuk sentimen pasar yang masih menunggu hasil rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) dan keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia sebagai pemicu utama.
Namun, Airlangga menegaskan penurunan ini wajar dan tak perlu dikhawatirkan. Menurutnya, penurunan tajam di pasar saham global beberapa pekan terakhir berdampak pada IHSG. "Secara fundamental, ekonomi kita kuat. Naik turunnya saham di berbagai negara itu biasa. Beberapa negara mengalami penurunan cukup dalam beberapa minggu lalu, dan dampaknya baru terasa satu-dua hari ini di Indonesia," jelasnya.
Ia menambahkan, penurunan IHSG juga dipengaruhi kinerja beberapa kelompok korporasi tertentu. "Ada beberapa saham yang turun signifikan, mungkin karena laporan keuangan atau informasi lain yang sudah beredar. Ada satu grup yang penurunannya cukup dalam," ungkap Airlangga.
Penghentian sementara perdagangan oleh BEI dimulai pukul 11:19:31 WIB setelah IHSG anjlok 5,02%. Nilai transaksi mencapai Rp 8,39 triliun dengan volume 13,57 miliar saham. Kapitalisasi pasar pun turun menjadi Rp 10.492 triliun. BEI menyatakan trading halt dilakukan sesuai prosedur untuk menjaga stabilitas pasar di tengah tekanan jual yang signifikan. Langkah ini juga sejalan dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait penurunan IHSG yang sangat tajam dalam satu hari.