Raksasa teknologi Meta melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap jumlah karyawannya. Sekitar 4.000 pekerja di seluruh dunia akan terkena dampak restrukturisasi ini. Langkah tersebut diambil di tengah persaingan ketat pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin memanas.
Informasi yang diperoleh dari Business Insider menyebutkan, pemangkasan ini setara dengan 5% dari total karyawan Meta secara global. CEO Meta, Mark Zuckerberg, dalam memo internal menjelaskan bahwa perusahaan menaikkan standar kinerja dan akan mempercepat proses pemindahan karyawan yang dinilai berkinerja rendah.

Namun, Zuckerberg menegaskan bahwa posisi yang dihapuskan akan diisi kembali tahun ini. Fokus utama perekrutan akan diarahkan pada insinyur AI, khususnya insinyur pembelajaran mesin. Hal ini menunjukkan komitmen Meta untuk memperkuat kapabilitas AI-nya.
Dorongan besar untuk perekrutan insinyur AI ini didorong oleh pengembangan DeepSeek, model AI terbaru Meta yang diklaim lebih cepat dan efisien secara biaya dibandingkan proyek AI lainnya. Lahatsatu melaporkan, Meta telah menggelontorkan dana besar untuk pengembangan AI. Zuckerberg sebelumnya mengumumkan alokasi dana sekitar US$ 65 miliar (sekitar Rp 1.062 triliun) hingga tahun 2025 untuk pengembangan teknologi ini.
Investasi besar ini juga terlihat dari pembangunan infrastruktur pendukung AI. Meta baru saja mengoperasikan pusat data "Mesa" di Arizona dan tengah membangun pusat data baru berkapasitas 2GW untuk menunjang pengembangan dan perluasan jangkauan AI mereka. Penggunaan hingga 1,3 juta GPU Nvidia H100 di pusat data AI Meta juga menunjukkan ambisi perusahaan dalam mendominasi pasar AI.