Bandung, Lahatsatu.com – Mimpi warga Bandung Raya untuk memiliki transportasi massal modern berupa Light Rail Transit (LRT) kembali bersemi. Setelah bertahun-tahun menjadi wacana, proyek LRT Bandung Raya kembali menjadi fokus perhatian pemerintah.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada Jumat, 3 Oktober 2025, untuk membahas kelanjutan proyek yang telah lama dinantikan ini. Pertemuan tersebut secara khusus membahas pengembangan LRT Bandung Raya dengan rute timur-barat.

Dudy menegaskan bahwa Kementerian Perhubungan berkomitmen penuh untuk mendukung pengembangan transportasi publik di Jawa Barat. Dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan memberikan akses transportasi yang lebih baik.
"Kami terus mendukung Pemprov Jabar untuk mengembangkan sistem transportasi publik yang selamat, aman, nyaman, dan mudah diakses di wilayah Jawa Barat. Dengan hadirnya transportasi publik yang lebih efektif dan efisien, harapannya masyarakat Jawa Barat dapat bermobilitas dan terlayani dengan baik," ujar Dudy dalam keterangan resminya, Minggu (5/10/2025).
Proyek LRT Bandung Raya sebenarnya telah digagas sejak tahun 2016, saat Ridwan Kamil masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Rencananya, LRT ini akan melintasi wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Sumedang. Bahkan, pada awalnya, proyek ini ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2018.
Koridor 1 yang menghubungkan Babakan Siliwangi-Leuwipanjang sepanjang sekitar 11 kilometer sempat menjadi prioritas. Namun, kendala anggaran menjadi batu sandungan utama. Sempat direncanakan didanai oleh APBN, namun pembatalan membuat proyek ini terhenti.
Menurut studi Bank Dunia, pembangunan koridor Babakan Siliwangi-Leuwipanjang membutuhkan investasi sekitar Rp 10 triliun.
Pada tahun 2024, di bawah kepemimpinan Penjabat Gubernur Bey Machmudin, Pemprov Jawa Barat mengumumkan akan kembali menghidupkan proyek ini dengan menggandeng investor. Kementerian Keuangan dikabarkan telah menyetujui proyek LRT Bandung Raya untuk dijalankan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Kementerian Keuangan berencana menawarkan proyek ini kepada investor melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk mencari pendanaan. Dua koridor yang menjadi fokus utama adalah Utara-Selatan (Babakan Siliwangi-Leuwipanjang) dan Barat-Timur (Leuwipanjang-Tegalluar).
Pemprov Jawa Barat saat itu menargetkan groundbreaking dapat dilakukan pada tahun 2024. Namun, hingga kini, pembangunan belum juga terealisasi. Dengan kepemimpinan Jawa Barat yang baru, harapan akan terwujudnya LRT Bandung Raya kembali membumbung tinggi.