Jakarta – Pemerintah Indonesia tengah tancap gas dalam mewujudkan ambisi hilirisasi industri. Sebanyak 18 proyek strategis dengan nilai investasi mencapai Rp618,13 triliun ditargetkan rampung studi kelayakannya pada akhir tahun ini dan siap memasuki tahap konstruksi pada 2026. Langkah ini merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang kuat, berdaya saing, dan mandiri energi.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika, menjelaskan bahwa proyek-proyek ini memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda, mulai dari pembangunan kilang (refinery), fasilitas penyimpanan, hingga pengolahan alumina dan silika. Proyek Dimethyl Ether (DME) menjadi salah satu prioritas utama untuk mengurangi ketergantungan impor LPG dan memanfaatkan potensi gas domestik.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menambahkan bahwa proyek-proyek ini akan menjadi langkah konkret dalam industrialisasi nasional dan penciptaan lapangan kerja baru di berbagai daerah. "18 proyek yang sudah siap pra-FS dengan total investasi sebesar USD 38,63 miliar, atau setara dengan Rp618,3 triliun. Ini di luar ekosistem baterai mobil," ujarnya.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) memegang peranan penting dalam penyempurnaan studi kelayakan dan pembiayaan proyek. CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa lembaganya telah mengantongi komitmen pendanaan sebesar US$7 miliar dari sejumlah sovereign wealth fund internasional.
Pemerintah optimis bahwa rampungnya studi kelayakan pada 2025 akan menjadi landasan kuat untuk industrialisasi nasional. Proyek-proyek ini diharapkan mampu menyerap lebih dari 270 ribu tenaga kerja, memperkuat ketahanan energi nasional, serta mempercepat substitusi impor LPG melalui pengembangan DME.
Transformasi hilirisasi ini menjadi bukti bahwa Indonesia telah memasuki era baru industri berbasis nilai tambah. Sinergi lintas kementerian, lembaga investasi, dan BUMN strategis menjadi wujud kolaborasi nyata untuk mewujudkan ekonomi berdaulat dan inklusif. Dengan langkah yang terukur dan penuh optimisme, pemerintah yakin bahwa hilirisasi bukan sekadar jargon ekonomi, tetapi jalan panjang menuju Indonesia yang mandiri, maju, dan berdikari di atas kekayaan alamnya sendiri.




