Jakarta, Lahatsatu.com – Bank Indonesia (BI) semakin gencar mendorong transformasi keuangan digital di seluruh pelosok negeri. Digitalisasi sektor keuangan ini diyakini akan menjadi katalisator utama peningkatan produktivitas ekonomi Indonesia.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyoroti perubahan signifikan dalam perilaku transaksi masyarakat. Menurutnya, fenomena ini dipicu oleh frugal innovation, sebuah konsep penyederhanaan yang mendekatkan konsumen dengan produsen secara lebih efisien.

"Dulu, untuk makan, kita harus keluar rumah. Untuk memasak, kita harus berbelanja ke pasar atau supermarket. Sekarang, cukup melalui ponsel, pesanan bisa tiba dalam waktu kurang dari dua jam. Inilah kekuatan digital, inilah frugal innovation," ujar Perry dalam acara Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia & Indonesia Fintech Summit 2025 di JICC, Jakarta Pusat.
Perry menjelaskan bahwa inovasi di sektor keuangan mampu mengoptimalkan rantai pasok dan mempererat hubungan antar pelaku ekonomi melalui frugal innovation. Dampaknya, modal yang dibutuhkan menjadi lebih efisien, biaya operasional terpangkas, dan produktivitas ekonomi secara keseluruhan meningkat.
"Hambatan-hambatan yang dulu membuat rantai pasok panjang, kini semakin dekat. Hal ini menciptakan efisiensi dan menurunkan biaya. Tentu saja, ini akan meningkatkan produktivitas ekonomi kita," jelasnya.
Pengembangan keuangan digital di sektor UMKM, ketahanan pangan, dan implementasi QRIS (QR Indonesia Standard) adalah wujud nyata komitmen BI dalam mewujudkan visi tersebut.
"QRIS diluncurkan pada 17 Agustus 2019, dan alhamdulillah, turut menyelamatkan Indonesia dari dampak pandemi Covid-19. Dulu, implementasi QRIS juga kami lakukan melalui pasar tradisional dan rumah ibadah. Kami terus mendorong inovasi digital, dan salah satu fokus utama kami saat ini adalah ekosistem keuangan digital yang serba digital. Kami juga berencana untuk membentuk digital innovation center," pungkasnya.




