Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa positif pada sesi perdagangan pagi ini, berhasil mempertahankan posisinya di level 8.100. Pada pukul 09.35 WIB, IHSG tercatat berada di level 8.103, menguat 59 poin atau setara dengan 0,74%. Pembukaan pasar sebelumnya menunjukkan IHSG berada di level 8.070.
Pergerakan IHSG pagi ini berada dalam rentang 8.069 hingga 8.106. Total nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp 5,67 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 11,10 miliar lembar saham yang diperdagangkan dalam 657.795 kali transaksi.

Data perdagangan menunjukkan bahwa 291 saham mengalami kenaikan harga, sementara 235 saham mengalami penurunan, dan 147 saham stagnan.
Secara kumulatif, IHSG mencatatkan penguatan mingguan sebesar 0,71% dan penguatan bulanan sebesar 2,69%. Bahkan, dalam tiga bulan terakhir, IHSG melonjak hingga 17,10%, diikuti dengan kenaikan 22,72% dalam enam bulan terakhir, serta penguatan sebesar 14,37% sepanjang tahun 2025.
Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyampaikan bahwa pasar menunjukkan reaksi yang terbatas terhadap shutdown pemerintah Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui, pemerintah AS resmi mengalami shutdown pada 1 Oktober 2025 lalu setelah Kongres gagal menyetujui undang-undang pendanaan untuk operasional pemerintah federal di tahun fiskal yang baru.
"Secara historis, shutdown pemerintah di AS hanya memberikan dampak kecil atau sementara bagi pasar keuangan dan kondisi ekonomi secara umum," jelas Rully.
Namun, arus modal asing keluar pada hari Rabu (1/10) tercatat cukup signifikan, dengan net outflows asing sebesar Rp 1 triliun di pasar reguler. Saham-saham blue chip seperti BBCA dan BBRI menjadi target utama aksi jual asing, masing-masing sebesar Rp 731 miliar dan Rp 446 miliar. Para investor diharapkan untuk terus mencermati perkembangan situasi di AS dan dampaknya terhadap pasar modal Indonesia.