Perusahaan penyimpanan file digital Dropbox melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 528 karyawan, atau sekitar 20% dari total karyawannya. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan efisiensi dan fokus pada pengembangan kecerdasan buatan (AI).
CEO Dropbox, Drew Houston, dalam surat kepada karyawannya, menyatakan bahwa keputusan ini merupakan tanggung jawabnya dan ia meminta maaf kepada mereka yang terkena dampak PHK. "Sebagai CEO, saya bertanggung jawab penuh atas keputusan ini dan benar-benar minta maaf kepada mereka yang terkena dampak perubahan ini," tulisnya.

Karyawan yang terkena PHK akan menerima pesangon, ekuitas, pembayaran transisi, tunjangan kesehatan, dan layanan penempatan kerja. Houston menjelaskan bahwa pasar berkembang dengan cepat dan Dropbox membutuhkan investasi yang lebih agresif untuk bersaing.
"Ini memvalidasi peluang yang telah kami kejar dan menggarisbawahi perlunya urgensi lebih besar, investasi yang lebih agresif, dan tindakan tegas," ujar Houston.
Keputusan PHK ini diambil setelah kinerja Dropbox melambat. Penambahan jumlah pengguna hanya mencapai 63.000, sementara pertumbuhan pendapatan hanya 1,9% secara tahunan menjadi US$ 634,5 juta pada kuartal II. Harga saham Dropbox juga turun lebih dari 20% sejak awal tahun hingga Agustus.
Dropbox memperkirakan total biaya tunai untuk PHK mencapai US$ 63 juta hingga US$ 68 juta. Sebagian besar biaya digunakan untuk pesangon, tunjangan, dan biaya tambahan. Pembayaran akan dilakukan secara bertahap, dengan sebagian besar pada paruh terakhir 2024 dan sisanya pada paruh pertama 2025.




