Jakarta – Platform pinjaman online Akseleran tengah menghadapi masalah gagal bayar utang dari enam peminjamnya yang mencapai total Rp 178 miliar. Informasi ini beredar luas di media sosial, terutama Telegram, setelah Akseleran mengirimkan email pemberitahuan kepada para pemberi pinjaman (lender).
"Benar, kami telah menginformasikan lender yang terdampak. Tujuannya agar mereka memahami situasi dan kami tegaskan akan melakukan penagihan maksimal, serta menyalurkan dana yang berhasil terkumpul," ungkap Ivan Nikolas Tambunan, Co-Founder sekaligus Komisaris Utama Akseleran, kepada Lahatsatu.
Menurut Ivan, gagal bayar tersebut disebabkan ketidakmampuan peminjam membayar utang, baik karena masalah bisnis maupun dugaan kecurangan (fraud). Ia menegaskan Akseleran akan melakukan penagihan intensif dan memproses hukum bagi peminjam yang terbukti melakukan kecurangan atau tidak kooperatif, termasuk melalui pelaporan polisi.
"Kami akan memaksimalkan upaya penagihan untuk meminimalisir jumlah pinjaman gagal bayar yang masih beredar," tambah Ivan.
Email yang beredar menyebutkan Direktur Utama Akseleran, Christopher Gultom, telah mengambil kebijakan refinancing berulang untuk keenam pinjaman tersebut, dengan sepengetahuan kepala petugas risiko (chief risk officer). Namun, pembayaran tetap gagal. Ivan Nikolas Tambunan, Direktur Keuangan Mikhail Tambunan, dan Direktur Legal and Compliance Ketty Novia mengaku baru mengetahui hal ini baru-baru ini dan kebijakan refinancing tersebut telah dihentikan.
Meskipun pendanaan tersebut dilindungi asuransi kredit dengan coverage 75%-99% dari pinjaman gagal bayar, asuransi tersebut baru dapat diproses setelah masa gagal bayar lebih dari 90 hari. Namun, karena jumlah gagal bayar yang besar dan bersamaan, pertanggungan asuransi dinyatakan tidak mencukupi untuk menanggung seluruh kerugian. Akseleran kini tengah berupaya keras untuk memulihkan dana tersebut.
