Pendapatan Deddy Corbuzier Sebagai Stafsus Menhan

JAKARTA – Deddy Corbuzier resmi dilantik sebagai Staf Khusus Menteri Pertahanan (Stafsus Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin pada Selasa (11/2). Pengangkatan ini memicu pertanyaan publik terkait penghasilannya

Redaksi

Pendapatan Deddy Corbuzier Sebagai Stafsus Menhan

JAKARTA – Deddy Corbuzier resmi dilantik sebagai Staf Khusus Menteri Pertahanan (Stafsus Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin pada Selasa (11/2). Pengangkatan ini memicu pertanyaan publik terkait penghasilannya dari kanal YouTube, Close The Door, yang memiliki jumlah subscriber mencapai 24 juta.

Berdasarkan data Social Blade per 11 Februari, kanal YouTube Deddy Corbuzier mencatatkan 2,8 juta penonton per hari. Pendapatannya diperkirakan mencapai US$ 693 hingga US$ 11.100 per hari, atau setara Rp 11,3 juta hingga Rp 181,6 juta (kurs Rp 16.360 per US$). Jika dihitung secara tahunan, potensi pendapatannya mencapai US$ 249.400 hingga US$ 4 juta, atau sekitar Rp 4 miliar hingga Rp 65,5 miliar.

Pendapatan Deddy Corbuzier Sebagai Stafsus Menhan
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan pengangkatan stafsus merupakan bagian dari strategi kolaborasi untuk mendorong inovasi dan kebijakan guna memperkuat pertahanan nasional. "Dengan amanah baru ini, diharapkan lahir inovasi serta kebijakan yang semakin memperkokoh pertahanan nasional demi masa depan Indonesia yang lebih kuat dan berdaulat," ujar Sjafrie melalui akun Instagramnya.

Sebelumnya, Deddy Corbuzier menuai kritik setelah berkomentar mengenai program Makan Bergizi Gratis. Ia dianggap tidak tepat menanggapi keluhan anak yang menyebut ayam dalam menu program tersebut tidak enak. Komentar tersebut memicu perdebatan di kalangan warganet, yang sebagian besar menilai program tersebut perlu pengawasan dan evaluasi mengingat pendanaannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Deddy kemudian menanggapi kritikan tersebut dengan membandingkan pengalaman keracunannya saat makan steak seharga Rp 6 juta dengan kasus keracunan yang terjadi pada siswa SD di Sukoharjo, Jawa Tengah, akibat mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis. Perbandingan ini dinilai tidak tepat oleh mantan Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, yang menekankan perbedaan tanggung jawab antara restoran swasta dan program pemerintah yang menggunakan dana APBN. Yustinus juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam mengevaluasi dan memperkuat pengawasan program tersebut.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1