Raksasa Teknologi Asia Tenggara di Ujung Tanduk Merger?

Rumor akuisisi GoTo oleh Grab kembali mencuat. Bloomberg melaporkan bahwa Grab tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi GoTo dengan valuasi lebih dari US$7 miliar (sekitar Rp 114,32

Redaksi

Raksasa Teknologi Asia Tenggara di Ujung Tanduk Merger?

Rumor akuisisi GoTo oleh Grab kembali mencuat. Bloomberg melaporkan bahwa Grab tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi GoTo dengan valuasi lebih dari US$7 miliar (sekitar Rp 114,32 triliun). Namun, GoTo dengan tegas membantah kabar tersebut melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sekretaris Perusahaan GoTo, Koesoemohadiani, menyatakan bahwa rumor merger telah beredar selama beberapa tahun dan tidak berdampak negatif pada operasional perusahaan. Grab sendiri memilih untuk tidak berkomentar.

Meskipun demikian, beredar kabar bahwa pembicaraan merger antara kedua perusahaan semakin intensif dalam beberapa pekan terakhir, dengan target kesepakatan di tahun 2025. Sumber anonim yang dekat dengan situasi tersebut mengatakan bahwa tujuan utama merger adalah untuk mengurangi kerugian yang telah berlangsung selama bertahun-tahun dan meredam persaingan ketat di pasar Asia Tenggara yang memiliki lebih dari 650 juta konsumen.

Raksasa Teknologi Asia Tenggara di Ujung Tanduk Merger?
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Perbandingan kinerja keuangan kedua perusahaan menjadi sorotan. Grab, yang sempat membukukan keuntungan di akhir 2023, kembali merugi pada kuartal I dan II 2024. Sementara itu, GoTo mencatatkan kerugian hingga Rp 4,31 triliun selama periode Januari-September 2024, mengalami penurunan 55% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Rumor merger sebenarnya bukan hal baru. Pembicaraan serupa pernah muncul di awal 2024 dan 2020. Salah satu skenario yang dipertimbangkan adalah akuisisi GoTo oleh Grab dengan menggunakan kombinasi uang tunai dan saham. Jika merger terjadi, valuasi gabungan kedua perusahaan diperkirakan mencapai US$20 miliar (sekitar Rp 312 triliun). Sumber menyebutkan bahwa GoTo, di bawah kepemimpinan CEO Patrick Walujo, terlihat lebih terbuka terhadap kemungkinan merger. Bahkan, kabarnya para pemegang saham kedua perusahaan mendukung langkah ini.

Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi mengenai kesepakatan merger tersebut. Perkembangan selanjutnya akan terus menjadi perhatian mengingat dampak signifikan yang akan ditimbulkan bagi lanskap industri teknologi di Asia Tenggara.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1