Presiden Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf atas kendala distribusi program makan bergizi gratis bagi anak-anak Indonesia. Dalam pernyataan di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1), Prabowo mengakui kompleksitas logistik dan administrasi yang menghambat penyaluran bantuan hingga ke seluruh pelosok negeri.
"Saya, Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, saya minta maaf. Kepada semua orang tua, kemudian semua anak-anak yang belum menerima," ujarnya.

Meskipun demikian, Presiden optimistis seluruh anak Indonesia akan menerima manfaat program ini pada akhir 2025. Ia menegaskan ketersediaan dana, namun mengakui proses fisik dan administratif membutuhkan waktu. "Dananya ada. Saya jamin itu. Tapi secara fisik dan administratif, prosesnya membutuhkan waktu. Namun, saya tekankan agar upaya percepatan terus dilakukan," tegasnya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diluncurkan sejak 6 Januari 2025, menyasar tiga juta penerima manfaat hingga Maret 2025, dengan target 15 juta penerima pada akhir tahun. Sasaran program meliputi balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sebanyak 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur telah beroperasi di 26 provinsi.
Namun, implementasi program belum merata. Di Pekanbaru, Riau misalnya, pelaksanaan program tertunda akibat kendala logistik, khususnya ketersediaan peralatan dapur yang memadai, menurut Wakil Ketua SPPG Pekanbaru, Ulul Azmi. Walaupun demikian, Pemerintah Kota Pekanbaru telah menetapkan sekolah-sekolah percontohan, dengan fokus awal pada 3.306 siswa di 11 sekolah di Kecamatan Sukajadi. Pemerintah pusat berupaya untuk mempercepat proses distribusi agar manfaat program dapat dirasakan seluruh anak Indonesia secepatnya.