Investasi Apple di Asia Tenggara: RI Tertinggal Jauh

Indonesia hanya memiliki satu pemasok komponen untuk Apple, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Vietnam memimpin dengan 35 pabrik, disusul Thailand dengan 24 dan

Redaksi

Investasi Apple di Asia Tenggara: RI Tertinggal Jauh

Indonesia hanya memiliki satu pemasok komponen untuk Apple, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Vietnam memimpin dengan 35 pabrik, disusul Thailand dengan 24 dan Malaysia dengan 19. Ketimpangan ini terungkap dari data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan laporan berbagai sumber.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa Apple memiliki jaringan pemasok yang luas di Asia Tenggara, India, dan Asia Selatan, dengan Vietnam sebagai pusat utama. Jumlah pemasok Apple di Vietnam meningkat pesat dalam delapan tahun terakhir, menjadikannya rumah bagi perusahaan-perusahaan besar seperti Foxconn, Luxshare, Samsung, Intel, dan LG. Vietnam diperkirakan akan menyumbang sebagian besar produksi perangkat Apple seperti AirPods, iPad, dan Apple Watch pada tahun 2025. Bahkan, CEO Apple, Tim Cook, baru-baru ini mengunjungi Vietnam dan berkomitmen untuk meningkatkan investasi dan kerja sama di negara tersebut.

Investasi Apple di Asia Tenggara: RI Tertinggal Jauh
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Berbeda dengan Vietnam, Indonesia hanya memiliki satu pabrik pemasok komponen Apple yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, memproduksi busa untuk AirPod Max. Tawaran investasi baru Apple sebesar US$ 100 juta (sekitar Rp 1,6 triliun) untuk membangun pabrik aksesori di Indonesia ditolak Kemenperin. Penolakan ini didasarkan pada pertimbangan belum terpenuhinya aspek berkeadilan bagi Indonesia, mengingat besarnya keuntungan Apple dari pasar domestik. Kemenperin juga menuntut Apple melunasi sisa komitmen investasi sebelumnya.

Meskipun Apple telah berinvestasi di Indonesia melalui tiga Apple Academy dengan nilai investasi sekitar Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,71 triliun (data berbeda sumber), investasi tersebut dinilai masih jauh dari cukup untuk menyeimbangkan posisi Indonesia dalam rantai pasok global Apple. Kegagalan merealisasikan rencana pembangunan Apple Academy keempat di Bali juga menjadi salah satu faktor penolakan investasi baru tersebut. Aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) juga menjadi pertimbangan, mengingat larangan penjualan iPhone 16 di Indonesia karena belum memenuhi persyaratan TKDN. Situasi ini menggarisbawahi perlunya strategi yang lebih komprehensif bagi Indonesia untuk menarik investasi teknologi global dan meningkatkan partisipasinya dalam rantai pasok global.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1