Kekalahan PDIP di Jawa Tengah dan Jawa Timur: Peran Jokowi dan Faktor Lokal

Kekalahan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDI Perjuangan (PDIP) di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengejutkan banyak pihak. Analisis para pakar politik menunjukkan

Redaksi

Kekalahan PDIP di Jawa Tengah dan Jawa Timur: Peran Jokowi dan Faktor Lokal

Kekalahan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDI Perjuangan (PDIP) di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengejutkan banyak pihak. Analisis para pakar politik menunjukkan dua faktor kunci di balik hasil Pilgub tersebut: kekuatan figur lokal lawan dan pengaruh dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Di Jawa Tengah, pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, yang diusung PDIP, kalah telak dari Ahmad Lutfi-Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), yang didukung koalisi tujuh partai. Wasisto Raharjo Jati, pakar politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menekankan kekuatan figur lokal Gus Yasin, yang memiliki basis massa kuat berkat latar belakang keluarganya sebagai ulama kharismatik dan rekam jejaknya di politik Jawa Tengah. Dukungan terbuka Jokowi di tahap akhir kampanye, menurut Wasisto, memberikan dampak signifikan terhadap perubahan peta politik. Hasil hitung cepat menunjukkan kemenangan telak pasangan Lutfi-Yasin dengan persentase 58,44%.

Kekalahan PDIP di Jawa Tengah dan Jawa Timur: Peran Jokowi dan Faktor Lokal
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Situasi serupa terjadi di Jawa Timur. Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak, yang didukung koalisi enam partai, mengalahkan pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta dari PDIP dengan perolehan suara 57,23% berbanding 34,61%. Khofifah, dengan rekam jejaknya sebagai tokoh nasional dan basis massa yang kuat, serta dukungan dari Presiden Prabowo Subianto, dinilai sebagai faktor penentu kemenangan.

Arifki Chaniago, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, menambahkan bahwa dukungan Jokowi dan Prabowo tidak hanya memberikan dukungan logistik kampanye, tetapi juga pengaruh psikologis yang signifikan terhadap pemilih. Kedua figur nasional tersebut memiliki daya elektoral yang kuat dan mampu memengaruhi pilihan pemilih.

Kesimpulannya, kekalahan PDIP di dua provinsi tersebut bukan semata-mata karena kelemahan internal partai, tetapi juga karena kekuatan figur lokal lawan yang didukung oleh mesin partai koalisi yang solid, serta pengaruh signifikan dukungan dari dua tokoh nasional, Jokowi dan Prabowo. Faktor-faktor ini secara bersama-sama membentuk dinamika politik yang mengantarkan pada hasil Pilgub yang mengejutkan.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1