Akses Internet di Daerah 3T Terhambat Kurangnya Perangkat

Survei terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo menunjukkan bahwa meskipun 82,6% masyarakat di daerah 3T

Redaksi

Survei terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo menunjukkan bahwa meskipun 82,6% masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) sudah terkoneksi internet, masih ada 17,4% yang belum terhubung.

Hasil survei yang dirilis pada Selasa (17/9) ini mengungkapkan bahwa kendala utama dalam akses internet di daerah 3T adalah kurangnya perangkat seperti komputer atau gawai (30,2%).

Akses Internet di Daerah 3T Terhambat Kurangnya Perangkat

"Banyak masyarakat yang tidak memiliki handphone, tablet, atau perangkat lain untuk mengakses internet," jelas survei tersebut.

Selain itu, kurangnya infrastruktur internet di wilayah tersebut (26,4%) dan ketidaktahuan masyarakat tentang cara menggunakan perangkat internet (21,1%) juga menjadi faktor penghambat.

Survei ini juga mencatat bahwa penetrasi internet terbesar di daerah 3T berada pada kelompok masyarakat yang tamat S1, D1, D2, atau D3 (95,36%), diikuti masyarakat lulus SMA, SMK, atau Paket C (88,33%).

Generasi Z (lahir 1997-2012) memiliki tingkat penetrasi internet tertinggi (87,46%), diikuti generasi milenial (lahir 1981-1996) dengan 41,22%.

Survei ini dilakukan pada Juli hingga September 2024 di 64 kabupaten daerah 3T, dengan total 1.950 responden.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa meskipun akses internet di daerah 3T terus meningkat, masih banyak tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai konektivitas yang merata dan inklusif.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1