Jakarta – Ribuan karyawan XL Axiata mengancam akan melakukan cuti massal. Aksi ini sebagai bentuk protes atas kurangnya transparansi manajemen terkait rencana merger dengan Smartfren. Informasi ini disampaikan langsung oleh Serikat Pekerja XL Axiata (SPXL) melalui akun Instagram resmi mereka, @spxl_reborn, Kamis (5/12).
"Besok kami akan melaksanakan cuti massal," tegas SPXL dalam unggahannya. Mereka menekankan pentingnya manajemen memperhatikan keseimbangan antara kewajiban kerja dan pemenuhan hak-hak karyawan, mengingat keberhasilan perusahaan ke depannya sangat bergantung pada hal tersebut.
SPXL, yang tergabung dalam Federasi Aspek Indonesia dan UNI Global Union, menyatakan memiliki lebih dari 1.300 anggota. Ketua SPXL, Mustakim, mengungkapkan kekecewaan atas minimnya informasi yang diberikan manajemen terkait rencana merger.
"Kami sudah beberapa kali meminta kejelasan informasi melalui berbagai jalur, termasuk audiensi langsung dengan manajemen Axiata Berhad, Dewan Komisaris dan Direksi PT XL Axiata Tbk, email, surat, dan town hall meeting. Namun, hingga kini informasi yang dibutuhkan belum juga diberikan," ungkap Mustakim.
Kurangnya transparansi ini, menurut SPXL, telah menimbulkan keresahan di kalangan karyawan dan berpotensi menurunkan produktivitas, bahkan mengancam terjadinya eksodus karyawan ke perusahaan lain pasca merger.
Oleh karena itu, SPXL berharap pemerintah, melalui Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Otoritas Jasa Keuangan, serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dapat mengawasi proses merger XL Axiata dan Smartfren agar berjalan sesuai koridor hukum dan memperhatikan hak-hak pekerja. Aksi cuti massal ini menjadi sinyal kuat atas tuntutan transparansi dan kepastian masa depan bagi para karyawan XL Axiata.
