Jakarta – Kabar gembira datang dari pelosok negeri. Program pemerataan energi yang digencarkan pemerintah mulai membuahkan hasil. Melalui inisiatif Listrik Desa (Lisdes) dan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), masyarakat di wilayah terpencil kini dapat menikmati terangnya malam di rumah mereka.
Program yang merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto ini bertujuan untuk mewujudkan keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa listrik bukan hanya sekadar penerangan, tetapi juga membuka akses pendidikan, meningkatkan produktivitas, dan mengangkat taraf hidup masyarakat.

"Di desa-desa terpencil, cahaya listrik kini menjadi simbol kehadiran negara dan pembuka jalan bagi kesempatan sosial-ekonomi," ujar Bahlil dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Kementerian ESDM mencatat, program Listrik Desa telah berhasil menjangkau 10.068 lokasi dan memberikan manfaat bagi lebih dari 1,2 juta calon pelanggan baru. Sementara itu, program BPBL terus bergulir, dengan realisasi periode 2024 mencapai 155.429 rumah tangga. Pada periode Januari-September 2025, sebanyak 135.482 rumah tangga telah terpasang listrik, dari target 215.000 rumah tangga hingga akhir tahun.
Bahlil mengungkapkan bahwa rasio elektrifikasi nasional saat ini telah mencapai 99,1%. Sisanya, merupakan wilayah dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau, seperti pulau-pulau kecil dan daerah pedalaman. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah mempercepat pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.
"Perubahan arah kebijakan juga mencakup transformasi menuju energi yang bersih dan berkelanjutan. Pemerintah sudah meresmikan puluhan pembangkit energi terbarukan, mempercepat proyek PLTS berkapasitas 100 gigawatt, dan melibatkan koperasi desa dalam transisi energi. Ekonomi dan ekologi tidak harus dipertentangkan. Keduanya bersinergi menciptakan fondasi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan merata," jelas Bahlil.
Pemerintah menargetkan capaian elektrifikasi 100% pada tahun 2030. "Setelah 80 tahun merdeka, tidak selayaknya ada warga yang masih mengalami gelap gulita," tegas Bahlil. "Kami ingin semua wilayah Indonesia terang. Tidak boleh ada satu pun warga yang hidup dalam kegelapan," imbuhnya.
Manfaat program ini dirasakan langsung oleh masyarakat. Ruslam, warga Desa Bandar Jaya, Sumatera Selatan, mengungkapkan kehidupannya kini jauh lebih mudah. "Alhamdulillah, sekarang rumah kami terang, tanpa harus mikir beli bensin tiap malam. Anak-anak bisa belajar sampai malam, istri bisa menjahit tanpa terburu-buru, dan saya bisa istirahat dengan tenang," katanya.
Di Kampung Iraiweri, Papua Barat, warga kini menikmati listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Anggi. Elias Inyomusi, seorang warga, menuturkan, "Semua rumah itu harus dapat listrik, supaya untuk kami punya anak-anak kami itu bisa belajar, mamak-mamak bisa masak dengan (penerangan) lampu. Saat saya lahir di sini, kami belum ada lampu. Kami bikin api. Kami baca, belajar, itu pasang, bikin gelegar untuk jadi pelita."




