Artikel di Cerita.co.id baru-baru ini memicu perdebatan tentang relevansi pendidikan formal di tengah maraknya tren viral di media sosial seperti "Sekolah nggak penting, mending main crypto". Pernyataan kontroversial dari beberapa influencer, termasuk yang menyebut "Sekolah itu scam," telah menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat. Namun, Andrea Wiwandhana, pendiri CLAV Digital, menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi dalam menghadapi ketidakpastian hidup.
Andrea menjelaskan bahwa meskipun ada jalur alternatif menuju kesuksesan, pendidikan tetap menjadi cara paling efektif untuk mengurangi ketidakpastian. Ia berpendapat bahwa pengetahuan adalah kekuatan, dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin baik seseorang dalam pengambilan keputusan. Pandangan ini diimbangi oleh Dr. Rakhman Ardi, M.Psych., dosen psikologi media Universitas Airlangga, yang melihat fenomena viral tersebut sebagai bagian dari pencarian identitas di era digital. Dr. Ardi menyoroti kematangan emosional dan kognitif anak muda yang belum sepenuhnya terbentuk, sehingga mudah terpengaruh oleh ilusi kesuksesan instan yang digambarkan di media sosial. Ia memperingatkan risiko besar dari tren investasi seperti kripto yang membutuhkan pengetahuan dan analisis mendalam, menegaskan peran pendidikan dalam membangun kemampuan analitis dan pemahaman yang solid.
Andrea juga menanggapi pernyataan kontroversial yang menyebut pendidikan sebagai "scam". Ia mengakui ketidaksempurnaan sistem pendidikan, namun menolak penyederhanaan tersebut. Menurutnya, pendidikan bukan hanya tentang gelar, melainkan tentang membangun kemampuan berpikir kritis dan menghadapi tantangan nyata. Ia juga menanggapi pandangan Deddy Corbuzier yang menyatakan kuliah tidak penting untuk sukses, dengan menekankan bahwa pandangan tersebut kurang memperhitungkan realitas mayoritas masyarakat. Meskipun mengakui adanya individu sukses tanpa pendidikan formal, Andrea menekankan bahwa peluang sukses jauh lebih besar dengan pendidikan, yang memberikan lebih banyak pilihan di tengah ketidakpastian. Ia juga membantah anggapan bahwa tokoh-tokoh seperti Mark Zuckerberg dan Bill Gates sukses karena tidak kuliah, menekankan peran kecerdasan, kerja keras, dan dukungan yang kuat dalam kesuksesan mereka.
Data BPS menunjukkan tingkat pengangguran lulusan SMA (9,09%) jauh lebih tinggi daripada lulusan perguruan tinggi (5,81%), menunjukkan pentingnya pendidikan formal dalam daya saing pasar kerja. Laporan WEF juga memproyeksikan pergeseran pekerjaan akibat otomatisasi, namun tetap menekankan kebutuhan akan keterampilan khusus dan pendidikan formal untuk pekerjaan baru yang akan tercipta.
Andrea mengutip filosofi Dr. Ryu Hasan, yang menggambarkan hidup sebagai "perlombaan mengumpulkan energi untuk mengurangi entropi," menjelaskan bahwa pengetahuan mengurangi ketidakpastian. Ia menekankan pentingnya pendidikan dalam membangun landasan berpikir yang kuat untuk menghadapi ketidakpastian hidup.
Sebagai komitmen terhadap pengembangan generasi muda, CLAV Digital, agensi digital marketing yang dipimpin Andrea, memberikan dukungan melalui media lokal seperti Bandungkini.com, Jogjakini.com, dan Surabayakini.com, dengan menyediakan promosi gratis untuk acara kampus. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan dan mempererat hubungan antar mahasiswa.
Andrea menyimpulkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang gelar, tetapi tentang membangun kapasitas diri. Pengetahuan tetap relevan, sementara tren bersifat sementara.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id
