Rupiah Tertekan: BI Ungkap Kombinasi Faktor Global dan Domestik

Jakarta, Lahatsatu.com – Nilai tukar rupiah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir, hingga menembus level Rp 16.607 per dolar Amerika Serikat (AS). Bank Indonesia (BI)

Agus sujarwo

Rupiah Tertekan: BI Ungkap Kombinasi Faktor Global dan Domestik

Jakarta, Lahatsatu.com – Nilai tukar rupiah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir, hingga menembus level Rp 16.607 per dolar Amerika Serikat (AS). Bank Indonesia (BI) mengidentifikasi kombinasi faktor global dan domestik sebagai penyebab utama pelemahan mata uang Garuda ini.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI (22/9/2025), menjelaskan bahwa tekanan dari kondisi global dan dinamika ekonomi domestik telah mendorong rupiah melemah di atas Rp 16.500. Meskipun demikian, Perry menegaskan komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Rupiah Tertekan: BI Ungkap Kombinasi Faktor Global dan Domestik
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

"Beberapa hari terakhir, kita melihat adanya tekanan dari global dan domestik yang menyebabkan pelemahan rupiah menjadi Rp 16.500. Kami terus berkomitmen kuat untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ujar Perry.

Perry juga menyinggung fluktuasi rupiah beberapa waktu lalu, di mana mata uang ini sempat menembus level Rp 17.000 per dolar AS saat pengumuman tarif resiprokal oleh Presiden Donald Trump. Upaya stabilisasi yang dilakukan BI berhasil menguatkan rupiah ke level Rp 16.300 sebelum kembali tertekan.

Untuk menjaga stabilitas rupiah, BI melakukan intervensi di pasar valuta asing, baik melalui pasar non-deliverable forward (NDF) maupun transaksi tunai (spot) dan domestik. Selain itu, BI juga melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) sekunder untuk meningkatkan likuiditas di pasar.

"Kami memandang bahwa nilai tukar rupiah adalah salah satu bagian penting dari stabilitas perekonomian dan stabilitas negara," tegas Perry.

Pelemahan rupiah ini terjadi seiring dengan kebijakan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed) beberapa waktu lalu. Kebijakan ini memicu penguatan dolar AS hingga menembus level Rp 16.500 dan terus berlanjut hingga saat ini. Pemangkasan suku bunga The Fed sendiri didorong oleh kekhawatiran terhadap meningkatnya angka pengangguran di AS, terutama di kalangan kelompok minoritas, pekerja muda, serta penurunan jam kerja mingguan.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1