Jakarta – Kabar baik datang dari sektor investasi Indonesia. Kementerian Investasi/BKPM mengumumkan realisasi investasi pada kuartal III tahun 2025 mencapai angka fantastis, yaitu Rp 491,4 triliun. Capaian ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 13,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 431,5 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa angka ini telah memenuhi 25,8% dari target investasi tahunan yang ditetapkan sebesar Rp 1.905,6 triliun. "Alhamdulillah, pada triwulan III ini, investasi mencapai Rp 491,4 triliun, meningkat 13,9% secara tahunan dari Rp 431,5 triliun," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Pencapaian kuartal III ini juga lebih tinggi dibandingkan kuartal I dan II tahun 2025 yang masing-masing mencatatkan angka Rp 465,2 triliun dan Rp 477,7 triliun. Secara kumulatif, realisasi investasi dari Januari hingga September 2025 telah mencapai Rp 1.434,3 triliun.
Lebih lanjut, Rosan menekankan pentingnya investasi dalam menciptakan lapangan kerja. "Yang paling penting adalah penyerapan tenaga kerja. Kami mencatat dan memverifikasi 696.478 orang terserap dari hasil investasi triwulan III ini," jelasnya.
Dari sisi sumber investasi, Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi sebesar Rp 212 triliun atau 43,1% dari total investasi. Sementara itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan kontribusi 56,9% atau Rp 279,4 triliun.
"Di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global, tren investasi ke depan diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan revisi positif dari World Bank dan OECD," kata Rosan.
Secara geografis, investasi di luar Pulau Jawa masih mendominasi dengan kontribusi 54,1% atau Rp 265,8 triliun, sementara investasi di Pulau Jawa sebesar 45,9% atau Rp 225,6 triliun. Jawa Barat menjadi kontributor tertinggi untuk PMA dan PMDN, diikuti oleh DKI Jakarta untuk PMDN dan Sulawesi Tengah untuk PMA.
"Kontribusi luar Jawa didorong oleh hilirisasi mineral di Sulawesi Tengah," pungkas Rosan.