Kabar Malaysia yang terus dibanjiri investasi AI dari raksasa teknologi, seperti Oracle, menarik perhatian Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi. Ia menyatakan bahwa Indonesia harus menjadi pemain signifikan dalam kemajuan teknologi AI, baik dari sisi pengetahuan maupun akses.
Data dari Access Partnership menunjukkan bahwa Malaysia memiliki kesiapan yang lebih tinggi dalam mengadopsi AI dibandingkan Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya investasi yang mengalir ke negara tetangga tersebut, termasuk pembangunan infrastruktur pendukung AI seperti data center dan cloud computing.

"Indonesia harus belajar dari Malaysia," ujar Budi Arie Setiadi. "Mereka memberikan banyak insentif yang menarik investor untuk membangun data center."
Ia mengakui bahwa regulasi di Indonesia mungkin menjadi penghambat investasi data center. Untuk itu, Kominfo tengah menyiapkan sejumlah langkah, termasuk:
- Mempermudah perizinan: Kominfo tengah mengkaji dan menyederhanakan regulasi yang menghambat investasi data center.
- Mendorong penggunaan energi hijau: Kominfo mendorong penggunaan energi terbarukan untuk data center agar ramah lingkungan.
Menteri Kominfo optimis bahwa peluang investasi data center di Indonesia masih sangat besar, mengingat jumlah penduduk dan perkembangan digitalisasi yang pesat. Ia menekankan pentingnya keberadaan pusat data di dalam negeri untuk menjaga kedaulatan data.
"Data yang berkaitan dengan penduduk Indonesia harus disimpan di data center Indonesia," tegasnya. "Ini penting untuk menjaga kedaulatan data dan keamanan informasi."
Dengan mempelajari strategi Malaysia dan mengambil langkah proaktif, Indonesia diharapkan dapat mengejar ketertinggalan dan menjadi pemain utama dalam industri AI di masa depan.