Raksasa teknologi Google terus melebarkan sayapnya di Asia Tenggara. Setelah menanamkan investasi US$ 1 miliar (Rp 15,2 triliun) di Thailand untuk membangun infrastruktur digital, Google kini menorehkan investasi US$ 2 miliar (Rp 32,4 triliun) di Malaysia. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data dan hub cloud pertama di negara tersebut.
Kabarnya, investasi Google di Malaysia ini juga menarik perhatian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia. Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa Google tengah mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam pembangunan pusat data di Indonesia.

"Kami berharap nanti semua data yang dipakai dan digunakan oleh warga Indonesia, menggunakan pusat data di dalam negeri. Ini dalam perbincangan serius," ujar Budi Arie Setiadi usai konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (9/10).
Pemerintah Indonesia pun membuka peluang dan kemudahan bagi perusahaan teknologi asing untuk berinvestasi di Tanah Air. Sebelumnya, Google telah meresmikan Google Cloud Platform (GCP) Region Jakarta pada pertengahan 2020. GCP Region Jakarta merupakan pusat data nonpemerintahan yang dilengkapi dengan arsitektur keamanan berlapis.
Investasi Google di Malaysia ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendukung program digitalisasi di negara tersebut. Investasi tersebut diproyeksikan akan berkontribusi lebih dari US$ 3,2 miliar terhadap PDB Malaysia dan mendukung 26.500 lapangan kerja pada 2030.
Langkah Google ini menunjukkan bahwa Asia Tenggara menjadi wilayah strategis bagi perusahaan teknologi global. Meningkatnya permintaan layanan AI dan komputasi awan alias cloud di kawasan ini menjadi magnet bagi para investor.
"Investasi Google $2 miliar di Malaysia akan secara signifikan memajukan ambisi digital yang diuraikan dalam Rencana Induk Industri Baru 2030," kata Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia YB Senator Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Aziz dalam siaran pers.
Ia menambahkan bahwa investasi Google akan memungkinkan industri manufaktur dan berbasis jasa memanfaatkan AI dan teknologi canggih lainnya, sehingga mereka dapat meningkatkan rantai global.