JAKARTA – Pemerintah memastikan program gas murah untuk industri akan berlanjut. Tidak hanya itu, rencana perluasan cakupan sektor industri penerima insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) senilai US$ 6 per MMBtu juga tengah digodok.
Kepastian ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Selasa (21/1) sebelum mengikuti rapat terbatas di Istana Merdeka yang dipimpin Presiden Joko Widodo. "HGBT akan dilanjutkan, dan sektor penerimanya akan diperluas. Ada permintaan untuk perluasan," ujarnya singkat. Namun, Airlangga masih enggan merinci sektor mana saja yang akan mendapatkan tambahan akses ke program gas murah ini.
Hal senada disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia menyatakan belum bisa memberikan informasi detail terkait perluasan sektor penerima HGBT karena masih dalam pembahasan. "Kami masih membahasnya, belum ada informasi lebih lanjut," katanya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memastikan tujuh sektor industri yang selama ini menikmati HGBT, yakni pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet, akan tetap mendapatkan insentif tersebut. Namun, ada usulan penambahan sektor lain yang tengah dikaji oleh Kementerian ESDM.
Kajian tersebut, menurut Menteri ESDM, mempertimbangkan aspek ekonomi agar program subsidi gas tetap efisien dan berdampak positif terhadap perekonomian nasional, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja. Potensi pendapatan negara dari program HGBT ini sendiri diperkirakan mencapai triliunan rupiah hingga tahun 2024. "Kami menghitung secara cermat, industri yang mendapat insentif haruslah yang mampu menciptakan lapangan kerja," tegasnya.