Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengingatkan startup teknologi finansial (fintech) untuk segera fokus mencari keuntungan (path to profitability) di tengah tren suku bunga tinggi.
"Kita mungkin berhadapan dengan kondisi tingkat suku bunga masih akan relatif tinggi sampai akhir tahun. Ini akan berdampak kepada industri fintech. Dalam kondisi seperti ini cost of fund akan menjadi relatif mahal, maka mau tidak mau setiap perusahaan fintech harus menerapkan strategi path to profitability," ujar Chatib Basri di Jakarta, Jumat (9/8).
Chatib Basri juga mencontohkan keberhasilan India dalam menerapkan teknologi ke dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, India memiliki kemiripan dengan Indonesia dalam hal jumlah penduduk yang besar, demokrasi yang kuat, dan hambatan birokrasi.
"Dalam konteks ini, peran Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menjadi sangat krusial untuk meningkatkan produktivitas dan inklusi keuangan," tambah Chatib.
Tren investasi ke startup fintech, termasuk pembayaran dan pinjaman online, memang tengah mengalami penurunan. Data dari Algo Research menunjukkan bahwa investasi ke startup fintech Indonesia anjlok 74,5% dari US$ 3 miliar pada tahun 2021 menjadi US$ 765 juta tahun lalu.
"Pendanaan ke startup fintech selama semester pertama tahun ini turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 329 juta," demikian dikutip dari riset Algo Research.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi startup fintech untuk tetap bertahan dan berkembang. Strategi mencari keuntungan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan tersebut.