Ankara – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menggusur warga Palestina dari Jalur Gaza. Erdogan menilai rencana tersebut sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dunia.
Dalam pernyataan yang dikutip Reuters Jumat (14/2), Erdogan menyebut rencana Trump untuk memindahkan lebih dari dua juta warga Palestina dan mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah" sebagai tindakan yang tidak termaafkan. Ia bahkan secara tegas menuding rencana tersebut sebagai ancaman besar bagi stabilitas global.
"Saya melihat kesepakatan yang direncanakan Trump dengan Netanyahu, seorang pembunuh, sebagai ancaman besar bagi perdamaian dunia," tegas Erdogan. Menurutnya, upaya merebut Gaza dari Palestina sama saja dengan mengundang konflik besar dan mengancam perdamaian internasional.
Erdogan mendesak AS untuk membatalkan rencana tersebut dan memperbaiki kesalahan yang telah dibuat. Ia berharap AS, sebagai negara adidaya, dapat mengambil langkah bijak untuk mencegah eskalasi konflik dan mengembalikan perdamaian dunia.
Sebelumnya, Trump dalam pernyataan di pesawat kepresidenan Air Force One, Minggu (9/2), menyatakan niatnya untuk membeli dan menguasai Gaza, lalu membangun kembali wilayah tersebut, bahkan menawarkan kesempatan kepada negara-negara Timur Tengah lain untuk berpartisipasi dalam pembangunannya. Pernyataan ini yang kemudian memicu kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk Erdogan. Pernyataan Trump tersebut dinilai sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan penghilangan paksa warga sipil.
