Jakarta, 18 Februari – Presiden Direktur Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, optimistis transformasi digital mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga mendekati angka 8% pada 2029. Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5,2% (2021-2023). Ririek memaparkan potensi kontribusi digitalisasi sebesar 2,7% dalam acara IDE Lahatsatu: Data for Growth di Hotel St Regis, Jakarta.
Menurutnya, peningkatan ekonomi signifikan ini tercapai melalui optimalisasi lima aspek utama dalam industri digital dan telekomunikasi. Salah satu kunci utamanya adalah perluasan akses internet, baik melalui fixed broadband (menggunakan kabel fiber optik) maupun mobile broadband (jaringan seluler 4G LTE dan 5G). Fixed broadband menawarkan koneksi stabil, meski kurang fleksibel, sementara mobile broadband menawarkan portabilitas tinggi. Operator seperti Indihome, Biznet, XL, First Media, dan My Republic berperan penting dalam penyediaan layanan ini.

Ririek menekankan dua hal krusial dalam strategi Telkom. Pertama, memastikan dampak signifikan dari digitalisasi terhadap perekonomian. Ia memperkirakan, dengan pemanfaatan teknologi digital secara optimal, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,2%. Kedua, integrasi fitur-fitur inovatif dan efisien untuk meningkatkan efektivitas dan daya saing di berbagai sektor. Inisiatif ini diproyeksikan menambahkan 2,7% pada PDB.
"Jika kita maksimalkan, pertumbuhan ekonomi inkremental kumulatif yang bisa kita raih mencapai 2,7 persen. Artinya, jika pertumbuhan ekonomi saat ini 5,2%, maka dengan tambahan 2,7% kita bisa mencapai angka 8%," jelas Ririek. Dengan demikian, Telkom melihat digitalisasi sebagai kunci percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.