Bandung, Lahatsatu.com – Persoalan sampah yang menahun di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Bandung dan Cimahi, kini menemukan titik terang. Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) hadir sebagai solusi komprehensif untuk mentransformasi pengelolaan sampah menjadi lebih modern, berkelanjutan, dan bernilai ekonomi.
Selama ini, pengelolaan sampah konvensional dengan sistem kumpul-angkut-buang terbukti tidak efektif dan membebani lingkungan. Tumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) seperti Sarimukti menjadi bom waktu yang mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat.

ISWMP hadir dengan paradigma baru, yaitu mengurangi dan mengolah sampah sejak dari sumbernya. Program kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan Bank Dunia ini tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menghadirkan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi.
Lima kegiatan utama ISWMP meliputi penyusunan Rencana Investasi Jangka Panjang Sektor Persampahan (RISPS), penguatan regulasi daerah, peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM, pembangunan infrastruktur pengolahan sampah, serta penyusunan skema pembiayaan berkelanjutan.
Hingga pertengahan 2025, ISWMP telah membangun 17 TPST, dan 15 di antaranya sudah beroperasi. Termasuk dua TPST di Kota Cimahi dan tiga TPST di Kota Bandung. Pada 26 Agustus 2025, pengelolaan TPST tersebut resmi diserahkan kepada pemerintah daerah setempat melalui penandatanganan Naskah Hibah Barang Milik Negara (BMN) TA 2023 dan Berita Acara Serah Terima (BAST) Operasional TPST.
Di Kota Bandung, ISWMP membangun TPST Nyengseret, Tegalega, dan Holis II dengan total kapasitas lebih dari 100 ton per hari. Sampah yang terkumpul diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), biomassa, kompos, hingga material daur ulang yang bernilai ekonomi. Sementara di Kota Cimahi, TPST Sentiong dan Lebak Saat mengolah sampah menjadi RDF dan pupuk organik menggunakan teknologi larva Black Soldier Fly (BSF).
Lebih dari sekadar infrastruktur, ISWMP juga mendorong pembaruan kebijakan dan peningkatan peran aktif masyarakat (PPAM). Warga diajak untuk memilah sampah sejak dari rumah, sehingga mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA.
ISWMP menjadi salah satu dari 20 Game Changer Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Target besarnya adalah menekan residu sampah yang masuk ke TPA hingga hanya 12%, sisanya diolah menjadi energi alternatif, kompos, atau material daur ulang.
Bandung dan Cimahi menjadi contoh sukses bagaimana ISWMP mampu mengubah masalah sampah menjadi peluang. Dengan kombinasi infrastruktur modern, regulasi yang kuat, dan partisipasi masyarakat, sampah bukan lagi beban, melainkan sumber harapan untuk lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.